Abu Dhabi, MINA – Cendekiawan Muslim dari Arab Saudi, Suriah dan Uni Emirat Arab adalah bagian dari delegasi yang pekan ini mengunjungi Provinsi Xinjiang, di mana Pemerintah Beijing dituduh melakukan genosida terhadap etnis Uyghur.
Para cendekiawan tersebut merupakan bagian dari delegasi dari Dewan Komunitas Muslim Dunia (TWMCC), sebuah organisasi yang didukung UEA, The New Arab melaporkan.
Selama di Xinjiang, delegasi mengunjungi apa yang disebut ‘Museum Pemberantasan Terorisme dan Ekstremisme’, kata TWMCC pada Selasa (10/1).
Ketua organisasi Ali Rashid al-Nuaimi, seorang Emirat, “memuji upaya otoritas China dalam memerangi terorisme di Xinjiang,” menurut pernyataan kunjungan dari TWMCC.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemerintah Beijing telah dituduh menahan lebih dari satu juta warga Uyghur dan minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp, sebagai bagian dari tindakan keras di Xinjiang yang diluncurkan pada 2017.
Pegiat HAM menuduh China melakukan pelanggaran termasuk penahanan massal, kerja paksa, sterilisasi wajib, dan penghancuran situs budaya dan agama orang Uyghur.
Amerika Serikat dan beberapa negara lain yang menyebut tindakan China di Xinjiang sebagai “genosida” telah menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Namun, Beijing membantah tuduhan itu, mengklaim kebijakannya telah membantu memerangi ancaman ekstremisme Islam.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Ketua TWMCC al-Nuaimi juga merupakan anggota Dewan Nasional Federal UEA, hampir merupakan badan parlementer.
UEA telah dituduh membantu China untuk menganiaya warga Uyghur di negara tersebut, dengan mengizinkan Beijing menggunakan “situs hitam” untuk memikat dan menahan mereka.
Arab Saudi, Suriah, dan UEA adalah di antara beberapa negara Arab yang dituduh memulangkan secara paksa warga Uyghur ke China. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj News Agency (MINA)