Jakarta, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebuah wadah kesatuan umat mendatangi Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta pada Kamis (31/8) untuk menyampaikan pernyataan sikap kepada Duta Besar Myanmar untuk Indonesia terkait diskriminasi yang diterima oleh umat Muslim di Rakhine.
Perwakilan Jamaah Muslimin Bustamin Utje mengatakan, alasan mendatangi Kedutaan Besar Myanmar adalah meminta pertanggungjawaban atas apa yang menimpa umat Muslim Rohingya dari kekejaman pemerintah, militer, dan ektstrimis Buddha di Myanmar.
“Kami hadir di sini kalian tahu bahwa Muslim di Rakhine tidaklah sendiri, umat Islam ada di belahan dunia mana pun semuanya bersaudara,” kata Utje saat berorasi di depan Kedutaan Besar Myanmar , Menteng, Jakarta, Kamis (31/8).
Ia menambahkan, Jamaah Muslimin (Hizbullah) sendiri mengutuk keras penyerangan bersenjata yang sudah menjurus kepada genosida etnis Muslim Rohingya oleh pemerintah Myanmar dan menganggapnya hal itu merupakan kedzaliman yang sangat nyata.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
“Hentikan sekarang juga kekerasan terhadap umat Muslim Rohingya,” katanya.
Didampingi Kapolsek Menteng AKBP Ronald Purba, sebanyak tiga orang perwakilan dari Jamaah Muslimin (Hizbullah) yakni Ust. Sakuri, Ust. Umar Rasyid, dan Akhirul Soleh masuk kedalam kedutaan untuk bertemu dengan Duta Besar Myanmar.
Namun Duta Besar tidak ada di tempat karena sedang berada di acara lain, dan digantikan oleh Sekretaris Yunior Kedutaan Besar Myanmar.
Sementara itu, di depan Kedutaan Besar Myanmar, ratusan orang melakukan aksi damai dan berorasi menyampaikan aspirasi. Aksi tersebut berlangsung dengan damai dan dikawal oleh kepolisian setempat.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Kapolsek Menteng AKBP Ronald Purba mengapresiasi aksi damai yang dilakukan Jamaah Muslimin (Hizbullah) ini karena berjalan dengan tertib dan kondusif. “Kita apreasi kepada seluruh masyarakat yang menyampaikan pendapat di muka umum sesuai dengan aturan apresiasi sekali, justru kita mengamankan,” katanya.
Ia menambahkan, tugas kepolisian adalah supaya warga yang sedang mengemukakan aspirasi di muka umum agar aman tidak ada sesuatu yang mengganggu misalnya dari orang-orang yang suka berbuat onar.
“Ini kita mengamankan beliau-beliau ini supaya proses penyampaian pendapat tadi supaya berjalan baik. Kita juga berusaha bantu negosiasi ke dalam supaya apa yang diaspirasikan bisa disampaikan dan alhamdulillah semuanya sudah selesai kondusif,” katanya.
Beberapa hari terakhir situasi di Rakhine, Myanmar memanas, umat Muslim Rohingya banyak mati terbunuh, rumah-rumah dibakar oleh militer Myanmar, dan lebih dari 18.000 umat Muslim Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh. (L/R08/P2)
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Mi’raj News Agency (MINA)