Gaza, MINA – Delegasi keamanan Mesir pada Ahad (31/3) pagi meninggalkan Jalur Gaza melalui pos pemeriksaan Beit Hanoun (Erez) setelah mengadakan pembicaraan dengan faksi selama lima hari. Pembicaraan tersebut dalam upaya untuk mencapai pemahaman dengan pendudukan Israel untuk mencabut pengepungan di Jalur Gaza.
Menurut laporan Safa yang dikutip MINA, delegasi Mesir selama kehadirannya di Jalur Gaza bertemu dengan pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dan para pemimpin faksi, serta Otoritas Nasional Tertinggi untuk pengembalian dan keretakan.
Delegasi tersebut termasuk pejabat arsip Palestina di intelijen Mesir, Mayor Jenderal Ahmed Abdul Khaliq, Wakil Sekretaris Kementerian Intelijen Brigadir Jenderal Ahmed Farouk, dan Brigadir Jenderal Mohammad Toussin.
Selama kehadirannya di Jalur Gaza, delegasi Mesir juga sempat melakukan kunjungan kilat ke Israel Kamis lalu.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Media Israel melaporkan, bahwa delegasi meninggalkan Jalur Gaza untuk bertemu dengan para pejabat Israel guna mengejar upaya untuk meredakan ketegangan faksi perlawanan dan pendudukan.
Sumber Safa mengatakan, bahwa delegasi keamanan diharapkan untuk menghadiri pertemuan eksekutif pendudukan, untuk mendukung perjanjiannya dengan perjanjian yang dicapai di bawah naungan Mesir.
Delegasi menghadiri “Earth Millionacy and Return” pada hari Rabu, bertepatan dengan peringatan ke-43 Hari Tanah di kamp-kamp kembali di timur Jalur Gaza, dan menyaksikan demonstrasi damai dan serangan Israel terhadap para peserta.
Delegasi itu tiba Rabu lalu di Jalur Gaza, sehari setelah eskalasi dan serangan Israel ke Jalur Gaza.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir, PBB dan Qatar, diperkirakan akan diumumkan dalam dua atau tiga hari mendatang.
Al-Aarouri mengatakan dalam pernyataan kepada saluran Libanon “Al-Mayadin” bahwa gencatan senjata dengan pendudukan bukanlah gencatan senjata terbuka atau perdamaian, melainkan itu memiliki dimensi politik atau nasional.
“Masalah ketenangan adalah salah satu persamaan dalam peta konflik dengan musuh,” katanya. (T/B05/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant