Pontianak, MINA – Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Universitas Muhammadiyah (UM) Pontianak pada Selasa (6/7) menggelar kuliah umum bertajuk ”EU Ambassador Talk – Climate Change and Circular Economy”.
Acara itu dihadiri oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket dan Dr. Doddy Irawan, Rektor UM Pontianak, serta akademisi dan ratusan mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Vincent Piket mengatakan, pemulihan dari krisis COVID-19 yang terjadi saat ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengulangi hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya dan berinvestasi di ekonomi lama, atau menjadi lebih cerdas dan menggabungkan pemulihan dengan kebutuhan untuk beralih ke ekonomi hijau.
Ia mengungkapkan, Eropa sendiri memilih pilihan yang kedua, dan melihat ini sebagai peluang besar.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Pada bulan Desember 2019, tepat sebelum krisis COVID-19, Uni Eropa mengadopsi kerangka kebijakan baru yang disebut Kesepakatan Hijau Eropa (EU Green Deal),” ujarnya.
“EU Green Deal merupakan strategi baru kami bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Kebijakan tersebut memuat peta jalan untuk menerapkan ekonomi sirkular yang bersih, memulihkan keanekragaman hayati dan mengurangi polusi. Namun, kami sangat sadar bahwa kami tidak dapat melakukan hal itu sendiri. Bekerja dengan mitra internasional adalah mutlak jika kita ingin kembali bangkit lebih kuat dari krisis ini,” tambah Piket.
“Uni Eropa dan Indonesia telah membangun kerja sama yang kuat selama bertahun-tahun dalam memerangi perubahan iklim, melalui pengembangan energi berkelanjutan, tata kota berwawasan hijau, ekonomi sirkular, tata kelola hutan, dan tata kelola laut. Uni Eropa siap memperluas Agenda Hijau-nya dengan Indonesia untuk bekerjasama lebih erat untuk mencapai tujuan bersama. Agenda Hijau ini mencakup lebih banyak investasi hijau, perdagangan, kerja sama energi terbarukan dan ekonomi sirkular, dengan tujuan akhir bergerak bersama menuju netralitas iklim,” katanya.
Rektor UM Pontianak Doddy Irawan yang juga merupakan Alumni Beasiswa Erasmus dari Uni Eropa berharap, kegiatan Ambassador Talk itu menjadi langkah awal bagi kolaborasi yang lebih erat antara UM Pontianak sebagai perguruan tinggi swasta terbesar di Kalimantan Barat dengan Uni Eropa, dalam meningkatkan akses dan kualitas sektor pendidikan tinggi Indonesia.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Kerjasama antara kedua pihak dapat mencakup pemberian beasiswa untuk pendidikan lanjutan bagi dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, pertukaran mahasiswa dan akademisi, pelatihan dan sebagainya. Program-program tersebut dapat difokuskan bagi pengembangan sumber daya lokal di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, bersamaan dengan upaya mitigasi tantangan yang timbul akibat perubahan iklim,” katanya.
Kuliah Umum ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan EU Ambassador Talk, yang bertujuan untuk membahas topik-topik mutakhir dan meningkatkan pemahaman tentang pandangan, kebijakan, serta prioritas Uni Eropa.
Rangkaian dialog ini akan terus berlangsung sepanjang tahun dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Sebelumnya kegiatan serupa telah berlangsung di Universitas Indonesia, Depok, dan untuk selanjutnya akan diadakan di berbagai universitas lainnya termasuk di Nusa Tenggara Timur, Aceh serta Sulawesi Utara. (L/R7/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)