Delegasi Yaman: Belum Ada Kemajuan Pembicaraan Damai

Shana’a, 13 Ramadhan 1437/18 Juni 2016 (MINA) – Delegasi pemerintah Yaman mengatakan belum ada kemajuan dalam pembicaraan damai karena pihak yang bertikai tidak dapat melakukan diskusi tatap muka hingga saat ini.

Delegasi mengambil bagian dalam pembicaraan damai di Kuwait, dan menyebutkan belum ada kesepakatan damai dalam menghentikan lebih dari satu tahun konflik, delegasi senior pemerintah mengatakan kepada Gulf News, Kamis.

“Ini adalah situasi yang sepertinya sia-sia, mana yang harus didahulukan, penarikan dari kota atau membentuk pemerintah persatuan,” kata pejabat itu tanpa menyebut nama karena ia tidak berwenang.

Dua bulan yang lalu, pertemuan antarfaksi diselenggarakan di Kuwait dalam babak baru pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik berdarah yang dipicu setelah penggulingan Houthi terhadap presiden yang didukung secara internasional Abd Rabbo Mansour Hadi awal tahun lalu.

Media milik Saudi baru-baru ini menerbitkan sebuah draft proposal yang diprakarsai oleh Arab Saudi yang bertujuan mengakhiri kebuntuan dalam pembicaraan perdamaian dan guna mencapai titik temu.

Proposal mencakup penyerahan senjata Houthi, penunjukkan perwira militer netral yang tidak terlibat dalam pertempuran itu untuk menjaga keamanan, mengeluarkan amnesti umum untuk kelompok Houthi dan sekutu mereka, membentuk pemerintahan persatuan dan akhirnya membahas masa transisi.

Media Saudi mengatakan, utusan PBB untuk Yaman Esmail Ould Shaikh Ahmad akan menyajikan proposal kepada delegasi Yaman.

“Tidak ada yang telah diberitahu tentang proposal. Houthi mengatakan mereka tidak akan menerima Presiden Hadi berada di kantor selama masa transisi dan hanya akan menarik diri dari ibukota dan tetap di daerah sekitarnya,” kata delegasi pemerintah.

“Kedua delegasi tidak pernah mengadakan pertemuan tatap muka tanpa kehadiran utusan PBB. Kami akan menyeru kepada masing-masing ketika kami bertemu,” katanya.

“Kami bertemu kemarin dan kami bertemu hari ini [Kamis] dan kita akan mengulangi hal yang sama. Diskusi berjalan berputar-putar. Tidak ada kemajuan sama sekali,” delegasi menyimpulkan.

Dalam kaitan proposal Saudi, juru bicara Houthi Mohammad Abdul Sallam mengatakan kepada TV Cina bahwa mereka akan menolak inisiatif apapun yang “tidak memenuhi tuntutan Yaman”.

Sementara itu, Ali Al Bukhiti, mantan juru bicara Houthi yang menyeberang ke pihak pemerintah, mengkritik kelompok itu yang tidak menggunakan kesempatan di Kuwait untuk membuat konsesi mengakhiri kebuntuan.

“Ketika saya bertemu dengan duta besar dari 18 negara yang mensponsori proses politik di Yaman, mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka menyalahkan Houthi untuk sebagian besar obstruksi pembicaraan damai,” ujar Al Bukhiti.

Ia juga mengatakan kepada TV Al-Arabiya, dari pengalamannya dengan kelompok bersenjata itu, Houthi tidak akan membuat konsesi besar sampai utusan PBB akan berhubungan dengan pemimpin mereka Abdul Malik Al-Houthi.

“Perang dan acara lainnya telah membuktikan bahwa konsesi besar datang dari Abdul Malik Al-Houthi, karena ia adalah pembuat keputusan,” imbuhnya. (T/P4/R05).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.