Kairo, 19 Syawwal 1435/16 Agustus 2014 (MINA) – Tiga demonstran pro-Mursi meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan dengan polisi selama aksi unjuk rasa di Kairo pada Jumat sore, menyusul aksi protes berkelanjutan mereka sejak dua tahun lalu menentang kudeta yang menggulingkan presiden demokrasi pertama Mesir Muhamad Mursi
Gerakan pendukung Mursi yang bernama Aliansi Anti Kudeta untuk Mendukung Legitimasi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pihaknya sampai saat ini masih dan terus akan melakukan protes damai menentang pemerintahan yang mereka anggap tidak sah sejak Abdul Fatah Al-Sisi yang memimpin penggulingan Mursi kini menjadi presiden Mesir 2014.
Pernyataan itu, menurut Aliansi, dibuat sebagai tanggapan atas video siaran yang beredar mengenai orang-orang bersenjata dan bertopeng di Kairo Selatan yang berbicara tentang kekerasan bersenjata melawan pemerintah di lingkungan mereka.
“Kami masih berkomitmen untuk pendekatan damai kami, dan menolak semua kekerasan,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Menurut harian Mesir Al-Ahram, Kapten polisi terluka dalam bentrokan dengan demonstran di area Mattaryia. Ia dilaporkan ditembak dengan peluru tajam orang bersenjata ketika pasukan pemerintah mencoba menghentikan upaya demonstran yang diduga membakar sebuah pompa bensin.
Dalam demo terbaru, polisi juga mengatakan pihaknya menangkap 100 orang anggota Ikhwanul Muslimin dari delapan provinsi yang melakukan demo di Mesir.
Sementara Aliansi menegaskan telah memperingatkan berulang kali kekacauan di Mesir ini sebagai akibat dari kekerasan yang dilakukan ‘pemerintah kudeta’.
Saat ini, pengadilan sedang digunakan sebagai alat untuk menghukum warga terhormat Mesir, terutama orang yang menentang kudeta, ” kata seorang pejabat Ikhwanul Muslimin yang tidak disebutkan namanya.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Aliansi mengatakan pihaknya akan terus melakukan protes damai dan menahan diri untuk tidak terlibat dalam kekerasan apapun baik agama, ras, maupun politik yang masih berkecamuk bahkan setelah Al-Sisi menjadi presiden Mesir sekalipun.
“Protes damai adalah strategi yang dipilih oleh kaum revolusioner. Ini adalah cara yang tepat untuk mengalahkan junta, tidak menggunakan kekerasan bersenjata,” demikian pernyataan itu.(P03/IK)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun