Washington Dc, 23 Rabi’ul Akhir 1436/13 Februari 2015 (MINA)– Para demonstran dengan jumlah besar melakukan aksi di depan Gedung Putih, Istana Presiden AS, di Washington DC, mengutuk pembunuhan yang terhadap tiga mahasiswa Muslim pada Selasa 11/2 lalu di North Carolina.
Para pengunjuk rasa datang dari seluruh wilayah metro Washington DC untuk berdoa dan mengkampanyekan peningkatan kesadaran tentang toleransi etnis dan agama di Amerika Serikat, seperti dilaporkan koresponden Press TV Colin Campbell yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Seorang pria kulit putih setengah baya, Craig Stephen Hicks (46), menembak mati Deah Shaddy Barakat (23), istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha (21) dan adiknya, Razan Mohammad Abu-Salha (19), dekat University of North Carolina di Chapel Hill pada Selasa (11/2) sore yang lalu.
Rakiv Mazumder, seorang peserta demo, mengatakan kepada Press TV, ia pertama kali mengetahui penembakan itu melalui media sosial. “Saya di sini untuk berdoa dengan sesama muslim dan untuk menghormati tiga mahasiswa itu yang meninggal secara tragis,” ungkapnya.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Polisi setempat telah mulai melakukan investigasi terhadap pembunuhan itu yang digambarkan bermula pada sengketa tempat parkir, tapi keluarga korban menolak pendapat tersebut. “Mereka bertindak dengan -gaya eksekusi pembunuhan- dan -melakukan kejahatan karena kebencian-“.
Pihak keluarga dari tiga korban yang ditembak di kepala oleh Craig Stephen Hicks (46), membantah pernyataan polisi itu, menurutnya korban dibunuh karena agama mereka, Islam.
Pembunuhan tiga pemuda Muslim, yang disebut “permata dari komunitas muslim” telah menyebabkan kemarahan di kalangan umat Islam di seluruh dunia.
Namun demikian banyak yang memperbandingkan perhatian dan pemberitaan di mana non muslim menembak muslim seperti dalam kasus di North Carolina ini, tidaklah mendapat perhatian dan pemberitaan luas, dibandingkan dengan apabila penyerang adalah orang Muslim dan korban adalah kulit putih non-Muslim.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Media dan aparat penegak hukum di Amerika Serikat juga mendapat kritik sebab tidak menjadikan penembakan tersebut sebagai kejahatan rasial.
“Dakwaan kejahatan yang dilatar belakangi kebencian akan berdampak pada hukuman yang lebih berat,” katanya.
FBI telah memulai penyelidikan sendiri terkait dengan pembunuhan tiga mahasiswa ini. Perwakilan dari Organisasi Hubungan Islam Amerika, sebuah kelompok advokasi Muslim, menyambut baik langkah FBI ini.
Lebih dari 100 kelompok agama dan masyarakat termasuk kelompok mayoritas Muslim meminta kepada Pemerintah Obama untuk membuka penyelidikan kejahatan atas dasar kebencian dan mengecam penembakan di North Carolina. Kelompok ini mengirim surat yang ditujukan kepada Jaksa Agung AS. (T/P010/P2)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza