Demonstran Ancam Bunuh Hakim Militer yang Hukum Tentara Israel

Warga Israel berdemonstrasi mendukung tentara Israel Elor Azaria yang divonis bersalah karena membunuh pemuda Palestina yang sudah terluka pada Maret 2016 di Hebron, Tepi Barat yang diduduki. (Foto: AP/Ariel Schalit)

 

Tel Aviv, 9 Rabi’ul Akhir 1438/8 Januari 2017 (MINA) – Para demonstran bentrok dengan polisi Israel di luar markas militer di Tel Aviv, setelah terjadi gelombang protes publik dan ancaman “bunuh” terhadap para pejabat pengadilan militer yang telah menjatuhkan hukuman bersalah terhadap tentara infanteri, Elor Azaria.

Azaria yang berdarah Perancis-Israel dan berusia 20 tahun telah divonis bersalah oleh pengadilan militer Israel pada Rabu (4/1) karena menembak mati seorang pemuda Palestina bernama Abdul Fatah Al-Sharif yang sudah terluka pada 24 Maret 2016 di Hebron, Tepi Barat yang diduduki.

Baca Juga:  Mahkamah Internasional Minta Israel Beri Informasi Soal Zona Evakuasi Gaza

Video rekaman penembakan itu beredar luas di media sosial.

Vonis pengadilan militer Israel telah memicu gelombang protes yang mendukung Azaria.

Saluran radio dan televisi menyiarkan rekaman yang menunjukkan demonstran meneriakkan bahwa Kepala Staf Letnan Jenderal Gadi Eisenkot yang memerintahkan penuntutan Azaria harus berhati-hati, jika tidak ingin berbagi nasib seperti Perdana Menteri Yitzhak Rabin, yang dibunuh oleh ekstrimis Yahudi pada 1995.

“Gadi, hati-hati Gadi, Rabin mencari teman,” teriak mereka.

Dua orang telah ditangkap karena menyatakan ancaman pembunuhan dalam kasus yang telah membuat marah politisi sayap kanan Israel.

Polisi mengatakan pada Ahad (8/1), tujuh orang lainnya ditangkap oleh polisi Israel pada Sabtu malam menyusul protes anarkis yang mereka lakukan.

Baca Juga:  WHO: Tak Ada Pasokan Medis yang Diterima di Gaza Selama 10 hari

Mereka yang ditahan dituduh melakukan pelanggaran ketertiban umum selama demonstrasi di luar kediaman Presiden Israel Reuven Rivlin di Yerusalem.

“Puluhan demonstran tiba di seberang kediaman Presiden, mereka ingin melaksanakan protes ilegal dalam mendukung prajurit Elor Azaria,” kata pernyataan polisi. “Beberapa dari mereka memblokir jalan dan menolak untuk mematuhi instruksi polisi. Tujuh demonstran ditangkap karena melanggar ketertiban umum.”

Sementara itu, politisi sayap kanan – termasuk Perdana Menteri Binyamin Netanyahu – sudah menyerukan bahwa Azaria akan diampuni, meskipun ia belum dihukum dan pengacaranya mengatakan ia dapat naik banding.

Militer Israel telah menugaskan pengawalan bagi ketiga hakim yang menghukum Azaria. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf