Tel Aviv, MINA – Media Israel melaporkan ancaman para demonstran warga Israel akan membunuh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika tidak mengundurkan diri karena gagal dalam menegosiasikan kesepakatan pertukaran tahanan, dengan menetapkan persyaratan baru.
Saluran Ibrani 14 mengatakan, ancaman terhadap Netanyahu mencapai puncaknya, setelah demonstran Israel yang berpartisipasi dalam demonstrasi di Jalan Kaplan, Tel Aviv Ahad malam (18/8) menyerukan pembunuhan Netanyahu. Quds Press melaporkan.
“Kami akan memastikan kami membunuhnya,” ujar seorang demonstran.
Saluran tersebut menyebutkan, seruan yang jelas untuk membunuh Netanyahu tidak lagi diucapkan secara rahasia, melainkan diungkapkan secara terbuka tanpa rasa takut.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Seruan itu juga mengacu pada pernyaataan Eran Etzion, mantan wakil ketua Dewan Keamanan Israel, yang menyatakan Netanyahu adalah orang yang “Berencana membunuh sandera di Gaza.”
Orasi Ami Dror, salah satu koordinator pengunjuk rasa, mengatakan rumah Netanyahu akan dibongkar dan protes akan diadakan di reruntuhan kastilnya di Kaisarea, dan kami akan menutup kolam renangnya dengan semen, dan kami akan mengubah nama Netanyahu menjadi kutukan.
Ella Metzger, menantu perempuan Yoram Metzger yang ditangkap dan terbunuh di Gaza, mengatakan yang ditujukan kepada Netanyahu dan isterinya Sarah, “Kami menunggu dengan tali, ini yang antas untuk kalian. Kalian telah menghancurkan rumah kami, anak-anak kami, dan masa depan kami.”
Polisi Israel sedang memeriksa konten video yang beredar, yang diduga berisi kata-kata ancaman untuk Perdana Menteri Netanyahu.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Demonstrasi diikuti oleh sebagian besar keluarga sandera Israeel yang ditahan oleh perlawanan Palestina di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober lalu, di tengah tuntutan agar segera dilakukan kesepakatan pertukaran tahanan.
Keluarga para tahanan pendudukan menuntut agar pemerintahan Benjamin Netanyahu membuat kesepakatan pekan ini untuk menghentikan perang dan menukar tahanan dengan faksi perlawanan Palestina, di tengah ancaman eskalasi.
Para pengunjuk rasa menuduh Netanyahu menghalangi penyelesaian kesepakatan dengan menambahkan persyaratan baru perundingan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat