Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu demonstran telah mengadakan protes besar-besaran di seluruh wilayah pendudukan selama 39 pekan berturut-turut menentang kebijakan kabinet garis keras Israel, termasuk apa yang disebut skema perombakan peradilan.
Demonstrasi tersebut diadakan pada Sabtu (30/9) di lebih dari 100 lokasi di seluruh wilayah pendudukan, termasuk kota pesisir Tel Aviv, serta kota al-Quds (Yerusalem), Modi’in, Ariel, Rosh Ha’ayin, Haifa dan Rehovot yang diduduki.
“Pada Sabtu malam, kita semua akan bertemu di Kaplan [Jalan di Tel Aviv]… dalam unjuk rasa solidaritas besar-besaran,” kata penyelenggara protes dalam sebuah pernyataan menjelang unjuk rasa di kota tersebut. Press TV melaporkan.
Memperhatikan bahwa perdana menteri Israel yang ekstremis, Benjamin Netanyahu, “adalah ahli dalam membagi masyarakat berdasarkan garis sektarian, agama vs sekuler, [dan] kiri vs kanan sebagai bagian dari strategi memecah belah dan menaklukkan,” kata pernyataan tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Perekonomian sedang runtuh dan yang kami dapatkan hanyalah provokasi,” katanya.
Demonstrasi dimulai pada bulan Januari, ketika kabinet sayap kanan Netanyahu mengumumkan rencananya untuk secara radikal mengubah struktur peradilan dan Mahkamah Agung rezim tersebut.
Skema ini terutama bertujuan mencegah Mahkamah Agung menggunakan kekuasaannya untuk membatalkan keputusan yang dibuat oleh para politisi.
Protes tersebut mendapatkan momentumnya sejak akhir bulan Juli, ketika Knesset mengesahkan rancangan undang-undang pertama mengenai rencana perombakan tersebut, yang membatasi kemampuan pengadilan untuk menyatakan keputusan kabinet “tidak masuk akal.” (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)