Kopenhagen, MINA – Denmark menyerukan dunia masyarakat internasional untuk secara kolektif menekan Zionis Israel untuk mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, lapor media berita pemerintah.
Perdana Menteri Mette Frederiksen, saat berpidato di hadapan parlemen, mengatakan, “Memblokir bantuan kemanusiaan akan tetap salah. Oleh karena itu, kita harus memberikan tekanan yang lebih besar pada Israel. Kami telah membahas hal ini di dalam pembahasan Uni Eropa beberapa hari terakhir.” Anadolu Agency melaporkan, Rabu (21/5).
“Situasi kemanusiaan di Gaza tidak dapat diterima. Terlalu banyak anak yang terkena dampak, makanan tidak dapat masuk, dan bantuan medis kurang,” lanjutnya.
Ia menambahkan, menolak rencana mengevakuasi pasien dari Gaza di tengah pengepungan dan serangan militer Israel.
Baca Juga: Gubernur Tuscany Desak Italia Akui Negara Palestina
“Ada banyak negara yang dekat dengan Jalur Gaza dengan kapasitas yang cukup. Kami ingin membantu anak-anak, tetapi kami tidak akan membawa mereka dan keluarga mereka ke Denmark,” kata Jan E. Jorgensen, anggota parlemen dan mitra koalisi dari partai konservatif Venstre, dalam sesi parlemen.
Pernyataannya muncul setelah 366 dokter Denmark menandatangani petisi mendesak pemerintah untuk menanggapi seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bagi negara-negara UE untuk mengevakuasi dan menerima pasien dari Gaza yang sakit darurat atau terluka untuk dirawat secara lokal.
Beberapa negara Eropa, termasuk Italia, Prancis, Norwegia, Belgia, Spanyol, Swiss, dan Rumania, telah mulai mengevakuasi pasien sebagai tanggapan atas seruan WHO.
Sistem kesehatan Gaza telah runtuh akibat blokade dan pengeboman selama berbulan-bulan, dengan rumah sakit kewalahan dan kekurangan pasokan penting.
Baca Juga: Sudan Lantik Kamil Idris Sebagai Perdana Menteri Baru
WHO telah berulang kali memperingatkan tentang konsekuensi bencana bagi pasien yang memerlukan operasi mendesak, perawatan kanker, dan dialisis.
Bahkan layanan kesehatan penting, mulai dari perawatan ibu dan bayi baru lahir hingga perawatan untuk kondisi kronis, telah sangat terganggu. []
Mi’raj News Agency (MINA)