Washington, 29 Muharram 1437/11 November 2015 (MINA) – Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), Selasa (10/11), menyatakan, Washington akan terus mendesak Pemerintah Myanmar untuk mengatasi diskriminasi terhadap Muslim Rohingya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner juga menyatakan keprihatinan tentang pemilu Myanmar, di mana ratusan ribu Muslim dilarang memilih dan mencalonkan diri sebagai kandidat legislatif.
“Kami telah menyuarakan keprihatinan kami tentang penghapusan hak suara individu yang sebelumnya diberikan hak untuk memilih, tanpa memandang agama atau etnis,” kata Toner, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pada Selasa siang, partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NDL) telah meraih 78 dari 88 kursi di majelis rendah, sementara partai penguasa hanya mendapat lima kursi.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi, seorang pemenang Nobel Perdamaian yang menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah karena menentang mantan junta, memilih tidak mencalonkan seorang pun calon Muslim dari partainya.
Sebelum masa kampanye, puluhan calon kandidat Muslim ditolak pencalonannya oleh komisi pemilihan atas dasar kewarganegaraan yang meragukan, dan ratusan ribu Muslim Rohingya tidak dapat memilih karena pemerintah tunduk pada hasutan kelompok Budhis ultra-nasionalis.
Lebih dari 1,3 juta Muslim tinggal di Myanmar.(T/P001/R05)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)