PBB, MINA – Para diplomat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (23/2) dalam usaha melakukan kesepakatan dengan Rusia untuk sebuah gencatan senjata 30 hari di Suriah.
“Kami masih mengerjakan bahasa ini, di beberapa paragraf, tapi kami hampir sampai di sana,” kata Duta Besar Kuwait Mansour Al-Otaibi yang merujuk pada draf resolusi yang sedang dibahas. Al-Otaibi memegang jabatan Presiden Dewan Keamanan PBB bulan ini, demikian Nahar Net melaporkan.
Dewan Keamanan dijadwalkan bertemu pada pukul 14.30 waktu New York (19.30 GMT) untuk memberikan suara pada rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata.
Gencatan senjata bertujuan pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis di Ghouta Timur yang sedang mengalami serangan besar-besaran dari pasukan pemerintah Suriah yang dibantu Rusia.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Kuwait dan Swedia telah mempresentasikan usulan itu sejak dua pekan lalu, tapi pasukan pemerintah Suriah melakukan serangan udara yang hebat terhadap Ghouta Timur.
Pertemuan tersebut telah tertunda beberapa kali.
Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays yang melaporkan dari markas besar PBB di New York mengatakan, penundaan terjadi karena adanya ketidaksepakatan antara Rusia dan anggota Dewan Keamanan lainnya mengenai versi resolusi terbaru.
Sudah lebih dari 400 orang tewas dalam serangan selama enam hari di daerah kantong oposisi yang diblokade di pinggiran kota Damaskus tersebut.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa 400.000 orang Suriah di Ghouta Timur tinggal di “neraka Bumi”. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi