New York, 25 Jumadil Akhir 1436/14 April 2015 (MINA) – Dewan Keamanan PBB akan melakukan voting untuk resolusi blacklist putra mantan presiden Yaman dan pemimpin Houthi, termasuk memberlakukan embargo senjata pada pemberontak di Yaman.
Rancangan resolusi yang diperoleh Selasa (14/4) pagi oleh kantor berita AP, berisi tuntutan agar Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengakhiri semua kekerasan dengan segera dan tanpa syarat, Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pemberontak Houthi yang bersekutu dengan mantan presiden Ali Abdullah Saleh juga dituntut menarik pasukannya dari ibukota Sanaa dan daerah lainnya mereka rebut sejak September 2014.
Ini menuntut Houthi menyerahkan semua senjata dan rudal yang disita dari fasilitas militer dan keamanan, berhenti bertindak sebagai pemerintah dan melepaskan Menteri Pertahanan dan semua tahanan politik.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Resolusi itu juga akan memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan global Ahmed Saleh, mantan kepala pasukan elit Yaman Garda Republik, begitu pun bagi Abdulmalik Al-Houthi, pemimpin tertinggi kelompok Syiah Houthi.
Sementara itu ayah Ahmed Saleh, Ali Abdullah Saleh, dan dua pemimpin senior Houthi lainnya, Abd Al-Khaliq Al-Huthi dan Abdullah Yahya Al-Hakim, telah di-blacklist oleh Dewan Keamanan pada November tahun lalu.
Tentara Yaman yang setia kepada mantan presiden Abdullah Saleh berperang bersama Houthi.
Menurut PBB, sudah lebih 600 orang tewas dalam konflik Yaman, lebih dari setengahnya adalah warga sipil.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Sembilan negara Arab yang dipimpin Arab Saudi melancarkan serangan udara pada pemberontak Houthi pada 26 Maret, setelah Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi memintan DK PBB dan Liga Arab melakukan intervensi militer di Yaman.
Arab Saudi mengatakan Senin, 120 serangan udara telah menargetkan posisi Houthi dalam 24 jam. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan