Jakarta, MINA – Kehendak pemerintah merekrut talenta diaspora sebagaimana yang disampaikan dalam pidato Presiden Jokowi baru-baru ini merupakan langkah yang tepat. Indonesian Diaspora Network United (IDN-U) menyambut baik rencana tersebut.
Herry Utomo, Presiden IDN-U, mengatakan, sebagai organisasi diaspora dengan 20 chapters tersebar di seluruh dunia, IDN-U telah melakukan 37 sinergi dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, 12 kerja sama, 13 filantropi, dan 2 proyek penelitian, dengan 680 pemberitaan baik cetak maupun online dikurun dua tahun terakhir.
Salah satu sinergi adalah terobosan Pendidikan dan Telemedicine di Papua yang akan di-launch secara nasional 7 Agustus 2019 bersama Menteri Bappenas. Program ini kerja sama diaspora dengan Bappenas (MOU 21 Oktober 2017 dan Nota Kerjasama 7 Februari 2018) yang dipayungi Inpres Nomor 9 Tahun 2017.
Diaspora bertalenta akademik sedang ciptakan lompatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan di Papua dan Papua Barat yang kondisinya penuh tantangan. Melalui jaringan diaspora professornya, IDN-United juga sedang bekerjasama dengan LPDP untuk meningkatkan kesuksesan daerah 3T yang juga penuh tantangan (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT) untuk program S2/S3 diberbagai universitas di Amerika.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
“Karena pengalaman internasional dan jaringan professionalnya, talenta-talenta diaspora bisa membangun SDM dengan keahlian-keahlian kunci yang dapat digunakan untuk berbagai capaian nasional, misalnya menjadikan negara berekonomi ke-5 terbesar di dunia di 2030,” ujarnya, Sabtu (20/7).
Optimalisasi tol-tol laut menjadi jaringan distribusi ekonomi antar pulau yang marak, modernisasi pertanian, atau pengelolaan kekayaan laut modern juga bisa dicapai secara efektif melalui perekrutan talenta diaspora bidang robotik, satellite, artificial intelligence, energy-efficient/autonomous vehicles, gene editing, mesin pintar pertanian, dan biomedicine. Ini hanya beberapa contoh optimalisasi dan banyak lagi yang lainnya.
Unicorn-unicorn baru juga bisa diciptakan berpartner dengan talenta diaspora untuk membangun mesin ekonomi yang sarat teknologi, skala nasional maupun internasional. Demikian juga venture capital partnership dengan talenta diaspora di negara maju untuk tujuan ganda, ekonomi dan penguasaan teknologi terdepan.
Untuk perekrutan talenta-talenta yang luar biasa, selain mempertimbangkan faktor pangsa talenta juga diperlukan formulasi berdaya tarik tinggi. Kebijakan tidak bisa “one size fits all”, tapi disesuaikan kondisi dan tantangan masing-masing program.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Menurutnya, pemerintah melihat potensi ini, namun pemahaman tentang diaspora masih sangat kurang. Sejauh ini dalam membuat kebijakan, diaspora dianggap sebagai objek saja.
Akibatnya, KMLN, misalnya, kurang menyentuh diaspora dan kurang diminati. Agar inisiatif perekrutan talenta berhasil baik dan tidak justru terganjal di kebijakan-kebijakan yang kurang produktif, maka diaspora perlu dijadikan partner dalam pembuatan kebijakan menyangkut diaspora. (T/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak