Raqqa, 11 Rabi’ul Akhir 1437/21 Januari 2016 (MINA) – Kelompok militan Islamic State (ISIS/Daesh) memotong gaji gerilyawannya di Irak dan Suriah secara drastis hingga 50%, karena kelompok dilanda krisis keuangan.
Lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengungkapkan, gaji yang awalnya mencapai US$800 per bulan (Rp11 juta) dipotong menjadi sekitar US$400. Demikian Middle East Monitor melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (21/1).
“Karena keadaan luar biasa yang dialami Islamic State, sebuah keputusan diambil untuk memotong setengah gaji para mujahidin,” kata pernyataan yang diedarkan ISIS.
“Keputusan ini tidak mengandung pengecualian, terlepas dari apa pun posisinya,” demikian bunyi surat edaran yang disingkap oleh SOHR.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sejak koalisi antiterorisme yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Suriah melancarkan serangan terhadap target-target ISIS, kelompok itu banyak mengalami kemunduran di Suriah dan Irak.
Baru-baru ini militer AS mengklaim berhasil menghancurkan sebuah bank yang menyimpan jutaan dolar cadangan devisa ISIS. Selain itu, sejumlah sumur minyak yang dikontrol oleh kelompok pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi itu dilaporkan banyak yang rusak akibat dibombardir koalisi.
“Serangan berlangsung baik. Kami memperkirakan kerugiannya mencapai jutaan dolar Amerika Serikat,” ujar Jendral Lloyd Austin, Kepala Komando Pusat militer AS kepada CNN.
“Digabungkan dengan serangan lain terhadap instalasi produksi minyak dan gas milik ISIS, serta kapasitas distribusi, serangan terhadap infrastruktur ekonomi dan sumber keuangan lainnya, Anda bisa bertaruh ISIS akan cepat kehabisan uang.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kolonel Steve Warren, seorang juru bicara koalisi yang dipimpin AS, menambahkan, sembilan serangan di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan kehancuran ‘puluhan juta’ dolar cadangan devisa ISIS.
AS menilai salah satu daya tarik utama ISIS untuk pejuang asing adalah kemakmuran yang ditawarkan. Selain mendapat gaji besar, gerilyawan mendapat kiriman bahan makanan dan disediakan tempat tinggal yang relatif mewah. (T/P022/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata