Jakarta, MINA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015 Din Syamsuddin sampaikan peran Indonesia dan negara-negara Islam dalam mewujudkan perdamaian global.
Menurut Din, dengan kejadian genosida di Gaza, terjadi semacam proxy war (perang proksi) di kawasan Gaza Palestina baru-baru ini, sementara dunia Islam tidak cukup siap untuk menghadapinya.
“Cara respon dari dunia Islam terhadap isu Palestina ini terbelah. Nah, inilah yang membuat saya skeptis,” ujar Din dalam Peluncuran tiga buku karya Prof Sudarnoto Abdul Hakim, bertempat di Auditorium A.R. Fakhruddin Uhamka, Jakarta, Senin (3/2).
Din menilai, perang bukan hanya dengan kekuatan senjata, cara fisik, tapi juga bisa dalam kekuatan-kekuatan persenjataan lain (non-fisik). Ini yang menurutnya perlu digalang.
Baca Juga: Wakaf Hutan Jadi Solusi Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Dengan pertimbangan itu, Ia mengatakan bahwa rasa pesimisnya terhadap terwujudnya perdamaian yang memiliki syarat, yaitu kekuatan dzalim harus ditaklukan terlebih dahulu. Dari situ baru bisa muncul rasa optimis.
“Indonesia sebenarnya berada pada posisi potensial yang bagus selain amanat konstitusi Pembukaan UUD 1945, kemudian wataknya cinta perdamaian,” paparnya.
Akan tetapi, posisi ini harus bersanding dengan kemampuan leadership yang mumpuni.
“Oleh karena itu, Indonesia dengan dukungan civil society, khususnya Muhammadiyah, DPR-MPR bisa menjadi leader,” ujarnya.[]
Baca Juga: Gubernur Al Haris Tinjau Warga Terdampak Banjir di Kota Jambi
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Proyek PAHALA Pulihkan DAS Cisadane Hulu dan Cegah Banjir di Jabodetabek