Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dina Boluarte Jadi Presiden Wanita Pertama Peru

Rudi Hendrik - Kamis, 8 Desember 2022 - 19:16 WIB

Kamis, 8 Desember 2022 - 19:16 WIB

75 Views

Lima, MINA – Wakil Presiden Peru Dina Boluarte dilantik pada Rabu (7/12) sebagai presiden Peru berikutnya, setelah Kongres mencopot Presiden Pedro Castillo tak lama setelah dia membubarkan badan legislatif.

Dikutip NPR, pengacara berusia 60 tahun itu mengambil sumpah jabatan dan menjadi pemimpin wanita pertama dalam lebih dari 200 tahun sejarah republik merdeka itu.

Sumpahnya di jam-jam penuh ketidakpastian karena presiden dan Kongres tampaknya menggunakan kekuatan konstitusional mereka untuk menyingkirkan satu sama lain.

Boluarte mengatakan, urutan program kerja pertamanya adalah menangani korupsi pemerintah, yang seolah-olah menjatuhkan Castillo.

Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza

“Telah terjadi percobaan kudeta … yang belum bergema di institusi, maupun di jalanan,” kata Boluarte. Dia menyerukan gencatan senjata politik untuk memasang pemerintah persatuan nasional.

“Yang saya minta adalah ruang, waktu untuk menyelamatkan negara,” katanya.

Boluarte terpilih sebagai wakil presiden dengan tiket presiden yang membawa Castillo berkuasa 28 Juli 2021. Selama pemerintahan singkat Castillo, Boluarte adalah menteri pembangunan dan inklusi sosial.

Rabu pagi, Kongres Peru mencopot Castillo dari jabatannya tak lama setelah dia memutuskan pembubaran badan legislatif menjelang pemungutan suara yang dijadwalkan untuk menggulingkannya.

Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza

Kantor ombudsman nasional, Mahkamah Konstitusi, dan Mahkamah Agung menyebut langkah Castillo untuk membubarkan Kongres sebagai kudeta, dengan satu ahli berbeda pendapat.

Kongres Peru memiliki kemampuan untuk mencopot presiden dan presiden memiliki kemampuan untuk membubarkan Kongres, jadi “secara teknis, ini bukan kudeta,” kata Eduardo Gamarra, profesor ilmu politik dan hubungan internasional di Universitas Internasional Florida.

Anggota parlemen memberikan suara 101-6 dengan 10 abstain untuk mencopot Castillo dari jabatannya karena alasan “ketidakmampuan moral permanen”.

Castillo meninggalkan istana kepresidenan dengan mobil yang membawanya melewati pusat kota bersejarah Lima dan kemudian memasuki kantor polisi, di mana statusnya tidak segera jelas. (T/RI-1/RS3)

Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya 

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
MINA Preneur
Indonesia
Internasional