Surabaya, 23 Jumadil Akhir 1436/13 Februari 2015 (MINA) – Dinas Pendidikan Surabaya mengirimkan surat edaran larangan perayaan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang kepada seluruh Kepala Sekolah SMP, SMA, SMK Negeri atau swasta di kota itu.
Surat tertanggal 12 Februari 2015 (Kamis) itu menginstruksikan kepada seluruh Kepala Sekolah untuk melarang semua siswanya melakukan kegiatan perayaan Valentine Day di dalam dan luar sekolah, demikian salah satu poin surat yang juga diterima oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dalam upaya menjaga pelajar kota Surabaya tidak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan budaya Indonesia, Dinas Pendidikan memerintahkan sekolah membuat surat edaran untuk seluruh orang tua murid agar mengawasi putra dan putrinya.
Selain itu, kepala sekolah juga dihimbau menindaklanjuti surat edaran tersebut.
Budaya Valetine Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari oleh kebanyakan pemuda yang mengadopsi budaya Barat di berbagai negara.
The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan) di Amerika Serikat (AS) memperkirakan, di seluruh dunia ada sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat Valentin Day menjadi hari raya terbesar kedua setelah Natal, di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan.
Namun budaya ini sangat ditentang oleh para ulama Islam, karena cenderung melanggar norma-norma agama dan budaya, serta lebih menjurus kepada budaya pergaulan bebas laki-laki dan perempuan.
Wahyudi KS, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, yang juga seorang ulama dengan tegas menghimbau seluruh remaja dan pemuda Muslim agar menghindari perbuatan yang merayakan hari tersebut.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Pemuda Islam jangan sampai ikut-ikutan merayakan Valentine Day, baik berupa tukar menukar hadiah, makan-makan maupun hal lainnya yang berkaitan dengan itu,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (12/2). (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah