Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DIPLOMAT ANGOLA BANTAH LAPORAN TENTANG LARANGAN ISLAM

Admin - Selasa, 26 November 2013 - 00:30 WIB

Selasa, 26 November 2013 - 00:30 WIB

681 Views ㅤ

Washington, 22 Muharram 1435/26 November 2013 (MINA) – Pejabat diplomatik Angola di kedutaan Washington, membantah laporan tentang pelarangan terhadap Islam di negaranya.

Bantahan itu diketahui adalah reaksi pertama terhadap berita beberapa surat kabar Angola yang melaporkan negara Afrika Selatan itu menjadi negara pertama di dunia yang melarang Islam dan Muslim serta mengambil langkah pertama dengan menghancurkan masjid-masjid, On Islam melaporkan yang diberitakan MINA.

“Republik Angola itu adalah negara yang tidak ikut campur dalam agama,” kata seorang pejabat di Kedutaan Angola, Washington, yang tidak ingin diidentifikasi karena membahas masalah yang sensitif, kepada International Business Times melalui telepon, Senin.

“Kami memiliki banyak agama di sana. Ini adalah kebebasan beragama. Kami memiliki Katolik, Protestan, Baptis, Muslim dan orang-orang evangelis.”

Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20

Beberapa surat kabar dan kantor berita Angola melaporkan Ahad, Angola telah melarang Islam di negaranya, mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di suatu negara di dunia.

Mengutip Rosa Cruz de Silva, Menteri Kebudayaan Angola, media melaporkan, pihak berwenang Angola mengambil langkah menghancurkan masjid di negara itu, termasuk sebuah masjid perkotaan di kotamadya Viana, Luanda, yang hancur 17 Oktober lalu.

Sementara Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos dilaporkan menimbang dalam kontroversi, karena pernyataannya dikutip di surat kabar Osun Defender Nigeria pada Ahad.

“Ini adalah akhir dari pengaruh Islam di negara kami,” lapor surat kabar mengutip Presiden.

Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza   

Meskipun gagal mengkonfirmasi keaslian laporan tersebut, seorang pejabat kedua di Kedutaan Angola di AS menegaskan, kursi diplomatik belum mengetahui adanya larangan Islam di negaranya.

“Pada saat ini kami tidak memiliki informasi tentang itu,” kata pejabat itu kepada IBTimes melalui telepon hari Senin.

“Kami membaca hal itu seperti Anda di internet. Kami tidak memiliki pemberitahuan bahwa apa yang Anda baca di internet adalah benar.”

“Presiden telah keluar dari negara itu selama seminggu,” tambah pejabat Kedutaan Angola pertama, berpendapat bahwa dengan demikian ia tidak bisa membuat pernyataan seperti mereka dilaporkan .

Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa

Pejabat pertama di Kedutaan Angola tidak dapat memberikan penjelasan terkait pernyataan Menteri Kebudayaan.

“Saya tidak bisa mengkonfirmasi jika Menteri Kebudayaan mengatakan itu. Saya tidak bisa menemukan dalam pers kami,” kata pejabat itu.

Angola adalah negara berpenduduk sekitar 16 juta jiwa dengan mayoritas Kristen. Di antaranya 55 persen adalah Katolik, 25 persen penganut Kristen Afrika, 10 persen Protestan tradisional, dan 5 persen milik gereja-gereja Injili Brasil.

Menurut Wikipedia, Islam di Angola adalah agama minoritas dengan 80.000 hingga 90.000 pengikut, sebagian besar terdiri dari pendatang Afrika Barat dan keluarga asal Libanon .

Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza

Muslim Angola diwakili oleh Majelis Tinggi Muslim Angola Luanda. (T/P09/R2).

 

Mi’raj News Agency (MINA).

 

Baca Juga: Uni Eropa untuk Pertama Kali Kirim Vaksin Mpox ke Kongo

 

 

Baca Juga: Permainan Angklung Meriahkan Resepsi Diplomatik HUT RI ke-79 di KBRI Nairobi

Rekomendasi untuk Anda