Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur P2PTM: Peningkatan Penyakit Tidak Memular Karena Gaya Hidup Tidak Sehat

Risma Tri Utami - Kamis, 16 Maret 2017 - 15:37 WIB

Kamis, 16 Maret 2017 - 15:37 WIB

454 Views ㅤ

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, M.M. (Foto: Risma MINA)

 

Jakarta, 17 Jumadil Akhir 1438/16 Maret 2017 (MINA) – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, M.M., mengatakan terjadinya peningkatan jumlah penyakit tidak menular dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat karena itu, penerapan hidup sehat dapat mencegah penyakit ini.

Upaya yang bersifat promotif dan preventif, ujarnya, penting dilakukan untuk menekan peningkatan penyakit tidak menular. Salah satunya dengan makan teratur sesuai dengan kebutuhan dan menjaga komposisi nutrisi yang seimbang.

“Diet seimbang bisa mencegah kejadian penyakit tidak menular,” katanya dalam Press Conference Peresmian Pos Bindu PTM, di Jakarta, Kamis (16/3).

Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal

Disamping itu, upaya pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan cek kesehatan secara berkala, menghindari paparan asep rokok, istirahat yang cukup, rajin berolahraga minimal 30 menit setiap hari, serta melakukan pengelolaan stres.

Data WHO tahun 2012 mencatat terdapat sekitar 38 juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular, dari total 56 juta orang yang meninggal di tahun tersebut. Kematian terkait penyakit tidak menular ini sebagian besar disebabkan karena kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit pernafasan kronis, serta diabetes.

“Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Hal ini berdampak pula pada besarnya beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar,” ujarnya.

Tahun 2016, pembiayaan PTM menduduki peringkat ke empat terbesar dalam pembiayaan kesehatan, yaitu Penyakit Jantung dan pembuluh darah, gagal ginjal, kanker, dan stroke. Pada akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi bangsa.

Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Saat ini, lndonesia tengah menghadapi masalah kesehatan Triple Burden dimana terdapat tiga beban penyakit: Pertama, masih tingginya angka kesakitan penyakit menular klasik, yaitu Tuberkulosis (TB), Kusta, Diare, DBD, Filarisisi, Malaria, Leptospirosis, dll. Kedua, tingginya angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (Non-Communicable Disease), yaitu Hipertensi, Diabetes Mellitus, Penyakit Cardiovaskuler (CVD), Ischemic Heart Disese, PPOK, Kanker, dll, dan Ketiga munculnya penyakit baru (new emerging Infectious disease) yang antara lain dapat disebabkan oleh virus lama yang bermutasi, seperti HIV (1983), SARS (2003), Avian Influenza (2004), dan H1N1 (2009).

Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) adalah peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko penyakit tidak menular secara terpadu yang diinisiasi atas kerjasama antara Dompet Duafa dengan Kementerian Kesehatan yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada 27 Februari 2017 lalu. (L/R09/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung 

Rekomendasi untuk Anda