Semarang, 20 Syawwal 1436/5 Agustus 2015 (MINA) – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Bimas Islam Kemenag) Machasin, setidaknya ada tiga misi yang harus diemban oleh seorang jurnalis. Misi pertama, agama harusnya menjadi berkah.
“Maka misi pertama adalah menyampaikan hal-hal yang bisa menjadi berkah bagi kehidupan manusia,” jelasnya, demikian keterangan pers Bimas Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (5/8).
Kasus Tolikara, Machasin mencontohkan, pasca kejadian peran seorang jurnalis sangat penting di dalam pemberitaan, oleh karenanya perpektif yang dimiliki seorang jurnalis turut menentukan.
“Kasus Tolikara misalnya, agama seharusnya tidak dijadikan alasan untuk memperkeruh suasana tetapi agama menjadi penyebab kerusuhan tidak menjadi lebih jauh,” ujar Guru Besar UIN Sunan Kalijaga itu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kedua, misi menjaga keutuhan masyarakat atau menjaga NKRI, dan ketiga, adanya framing, di mana setiap hal itu harus dibingkai, agama mestinya merangkul semua orang di dalam bingkai ke-Indonesiaan.
“Kita menampilkan agama yang dibingkai dalam ke-Indonesiaan agar semua orang yang beragama menjadi lebih baik. Tetapi dalam membuat bingkai harus sangat hati-hati,” jelas Machasin.
Jurnalis keagamaan, dia menambahkan, jangkauannya akan lebih luas daripada membuat pengajian yang mengundang banyak orang.
“Jika kita menulis suatu berita atau artikel yang bermanfaat itu jangkauannya akan luas ketimbang membuat pengajian yang hanya bisa didengar beberapa orang, tapi ingat seorang jurnalis keagamaan jangan punya misi yang ngaco,” pungkasnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Selama tiga hari, 3 s.d. 5 Agustus sebanyak 40 orang yang terdiri dari Penyuluh Agama Islam (PAI) dan tenaga teknis Publikasi Dakwah di Provinsi Jawa Tengah mengikuti workshop yang menghadirkan Praktisi media, Roby Soegara. (T/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain