Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirjen PDASHL Canangkan Penanaman Macadamia di Brebes

Zaenal Muttaqin - Sabtu, 28 Desember 2019 - 16:18 WIB

Sabtu, 28 Desember 2019 - 16:18 WIB

3 Views

Brebes, MINA – Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir Hudoyo MM, mengingatķan masyarakat agar selalu menjaga kelestarian alam.

Untuk menjaga kelestarian tersebut Dirjen mengajak masyarakat menanam pohon macadamia yang dapat mencegah erosi dan bernilai ekonomi tinggi.

“Rusaknya alam akan membuat kesengsaraan bagi manusia, maka berbaik-baiklah terhadap alam dengan tetap menjaganya,” katanya saat Sosialisasi dan Pencanangan Pengembangan Pohon Macadamia di Kabupaten Brebes Jawa Tengah dalam rangka Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS), Sabtu (28/12).

Hudoyo mengingatkan saat ini terjadi perubahan iklim, perubahan itu diantaranya karena semakin bertambahnya jumlah penduduk, sementara ketersediaan ruang masih tetap.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

“Penduduk bertambah dua kali lipat sementara ruang masih tetap, karenanya kita harus menjaga alam agar tidak rusak yang dapat mengakibatkan kesengsaraan,” terangnya.

Sebagai bagian dan upaya menjaga lingkungan tersebut, dilakukan pencanangan penanaman pohon macadamia di Desa Igirklanceng Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes, sebanyak 35 ribu pohon.

Penanaman pohon macadamia dimaksudkan untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di daerah aliran sungai. Dipilihnya Desa Igirklanceng sebagai tempat penanaman macadamia karena daerahnya cocok, memiliki ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (dpl).

“Igirklanceng dipilih karena pohon macadamia baik ditanam di tempat dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut,” ungkap Hudoyo.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Dikatakan, masyarakat tetap diperkenankan menanam tanaman semusim seperti sayuran sebagaimana biasanya di lahannya sendiri, tapi juga harus diselingi dengan tanaman keras macadamia. Hal itu penting agar keseimbangan alam tetap terjaga karena ada tanaman keras.

“Tanaman semusim itu tidak mampu menjaga keseimbangan, sehingga perlu diselingi tanaman keras macadamia minimal 100 pohon untuk tiap hektarnya,” terang Hudoyo.

Dijelaskan tanaman macadamia akan menghasilkan kacang yang rasanya enak dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena kebutuhannya juga terus bertambah. Kacang macadamia setelah lima tahun dapat berbuah dua kali setahun dengan harga Rp 200 ribu per kilogramnya.

“Usia lima tahun bisa produksi per pohon bisa mencapai 20 kilogram dan setahun dua kali,” ungkap Hudoyo lagi.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Kesejahteran masyarakat terutama petani akan semakin baik dengan menanam macadamia. Selain itu kelestarian alam akan tetap terjaga karena semakin banyak tanaman keras yang dapat mencegah erosi dan longsor.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH menyambut baik pencanangan penanaman pohon macadamia tersebut. Bupati meminta warganya di Igirklanceng dan sekitarnya di Kecamatan Sirampog juga menyambut pula dengan menanam macadamia yang bibitnya diberikan secara gratis.

“Ini akan sangat baik bagi kita, kesejahteraan petani akan meningkat dan lingkungan juga terjaga,” katanya.

Selama ini Igirklanceng yang letaknya di dataran tinggi lereng Gunung Slamet, tiap musim hujan sering terjadi banjir lumpur yang menimbun jalan dan perkampungan warga. Hal itu terjadi akibat kawasan hutan di sekitarnya banyak tanaman semusim yang kurang mampu menahan erosi.

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

“Agar banjir lumpur tak terjadi lagi mulai sekarang tanami macadamia minmal 100 pohon tiap hektarnya, apalagi bibitnya gratis,” ajak Idza kepada warga yang hadir pada acara tersebut.

Kepala Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Hutan Lindung wilayah Pemali-Jratun, Jawa Tengah, Rokhimah Nurgrahini SHut MSi mengatakan, kegiatan sosialisasi dan pencanangan pengembangan pohon macadamia di Igirklanceng sebagai bagian dari GNPDAS yang telah dicanangkan pemerintah pusat.

“Banyaknya tanaman semusim di daerah aliran sungai harus diimbangi dengan tanaman keras agar tidak terjadi kerusakan alam,” katanya.

Sungai-sungai saat ini kalau hujan airnya keruh dan saat kemarau kering, akibat kerusakan alam di daerah aliran sungai itu. Macadamia yang termasuk tanaman keras akan mampu mencegah erosi dan dapat menambah dan menyimpan air.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

“Tanaman macadamia akan menjaga ekologi dan kelestarian alam dan hasilnya juga memiliki nilai ekonomi tinggi,” kata Rokhimah.

Pada kegiatan Sosialisasi dan Pencanangan Pengembangan Pohon Macadamia itu diserahkan sejumlah bantuan. Di antaranya jutaan bibit tanaman untuk kelestarian lingkungan dan beberapa unit pembangunan dam penahan aliran sungai. Bantuan secara simbolis diserahkan oleh Dirjen PDASHL Ir Hudoyo MM dan diterima oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH.

Kegiatan dihadiri sejumlah kepala SKPD Brebes, para Camat di wilayah selatan dan warga masyarakat yang juga mendapat pembagian ribuan bibit berbagai tanaman. (L/B05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Rekomendasi untuk Anda