Jakarta, 16 Shafar 1438/16 November 2016 (MINA) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, mendorong ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership) untuk membantu penguatan diversifikasi madrasah di bidang kejuruan dan pendampingan penguatan tafaqquh fiddin pada pondok pesantren melalui kelembagaan SPM (Satuan Pendidikan Muadalah) dan PDF (Pendidikan Diniyah Formal).
Hal ini dinyatakannya dalam kegiatan “Inception Report Workshop” tentang “Skill Enhacement in Senior Secondary Madrasah and Developing Capacity of Pesantren” yang diselengggarakan oleh ACDP bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI di Jakarta, Selasa (15/11).
Menurut guru besar UIN Makassar ini, di antara persoalan yang cukup krusial dalam pengembangan Madrasah Aliyah Keterampilan adalah tingkat mismatch guru yang sangat tinggi. “Guru-guru yang tidak memiliki keterampilan terpaksa harus mengajar mata-mata pelajaran keterampilan,” ujarnya.
Untuk itu, diperlukan reformasi LPTK (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan) pada perguruan tinggi keagamaan Islam harus segera dibenahi sehingga bisa menjawab tantangan mismatch tersebut.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Saat ini, menurutnya dalam keteranga pers Kemenag yang dikutip MINA, setidaknya ada empat diversifikasi yang dikembangkan oleh madrasah, yakni bidang akademik sebagaimana dilakukan oleh Madrasah Aliyah Insan Cendekia, bidang keagamaan dengan melakukan revitalisasi atas pengalaman MAPK (Madrasah Aliyah Program Keagamaan), madrasah reguler, dan madrasah kejuruan.
Dalam konteks itu, ACDP diharapkan dapat mendorong penguatan madrasah kejuruan, meskipun Ditjen Pendis tidak akan melakukan kebijakan yang massif atas layanan madrasah kejuruan ini.
Pada bagian lain, ia mengakui bahwa kontribusi pesantren untuk pembangunan bangsa ini sangat luar biasa, namun kehadiran negara untuk pesantren masih dinilai kurang. Untuk itu, kehadiran SPM dan PDF diharapkan dapat dijadikan instrumen secara konkret baik untuk penguatan pesantren itu sendiri maupun indikator kehadiran negara. Melalui kelembagaan SPM dan PDF, pesantren didorong lebih berperan lagi dalam kontribusinya terhadap peningkatan APK (Angka Partisipasi Kasar) pendidikan.
Di samping itu, tambahnya, PDF dan SPM sangat berperan dalam melahirkan ulama dan tenaga-tenaga yang mutafaqqih fiddin serta mendesiminasikan pemahaman keagamaan Islam yang moderat terutama melalui sumber-sumber belajar yang berbasis kitab kuning.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Sungguhpun demikian, potensi pesantren untuk berkontribusi dalam layanan yang mengangkat APK ini sangat tinggi namun saat ini penyelenggara PDF dan SPM masih minim. Untuk itu, ACDP diharapkan dapat menjembatani gap itu dengan tawaran tata kelola dan sejumlah draft regulasi yang memungkinkan.
Setelah sesi Dirjen Pendis, acara dilanjutkan dengan paparan Tim ACDP dan diskusi intensif terkait dengan program-program yang akan diselenggarakan selama satu semester ke depan baik untuk penguatan madrasah kejuruan maupun untuk penguatan mutafaqqih fiddin melalui SPM dan PDF. (T/ima/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September