Gunung Kidul, Yogyakarta, MINA – Dompet Dhuafa (DD) melalui kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia mendistribusikan air secara gratis yang dikenal dengan program Air untuk Kehidupan, yang ditujukan untuk penduduk di wilayah yang kekeringan.
Salah satunya Dompet Dhuafa Yogyakarta. Ketua Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta Bambang Edi Prasetyo pada Senin (2/9) mengatakan, kemarau berkepanjangan membuat orang-orang kesulitan untuk memperoleh air bersih.
Banyak di antaranya yang mencari alternatif dengan membeli air dari pedagang air. Bagi yang mampu, persoalan membeli air bukanlah perkara sulit. Akan tetapi naasnya tidak semua orang memiliki akses dan sumber daya yang cukup untuk memperoleh air.
Bambang menjelaskan, DD Yogyakarta telah mendistribusikan air di dua titik Desa Giri, Purwosari Gunung Kidul, demikian rilis Dompet Dhuafa yang diterima MINA.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Tambahnya, dengan membawa dua tangki untuk satu titik. Masing-masing tangki memiliki kapasitas untuk menampung 6000 liter. Sehingga DD telah mendistribusikan air sebanyak 24.000 liter.
“Pendistribusian ini telah dimulai dari Juni, Ini jatuhnya sudah masuk ke gelombang ketiga,” imbuhnya.
Kondisi di sekitar titik pendistribusian cukup memperihatikan. Banyak penampungan sudah kering. Waduk juga sudah kering. Sehingga kebutuhan sehari-hari dan juga aktivitas menjadi terganggu.
“Kalau di lapangan alhamdulillah lancar semua pendistribusian. Hanya saja ada beberapa kendala, kebutuhan warga ternyata lebih banyak yang diperkirakan. Jadinya masih membutuhkan armada tambahan,” ujar Badar, Relawan Dompet Dhuafa Yogyakarta.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Besarnya kebutuhan warga akan air hingga mendorong beberapa warga untuk menjual beberapa hartanya untuk membeli air. Salah satunya ialah menjual hewan-hewan peliharaan atau ternak.
“Air satu tangki ada yang menjualnya dengan harga Rp.170.000 sampai Rp.450.000. Ragamnya harga ini diakibatkan sulitnya jalur yang ditempuh. Jadi semakin rusak atau sulit jalannya, maka semakin mahal pula air yang diperjual-belikan,” tambah Badar.
Di hari sebelumnya, Ahad (1/9) distribusi air juga sudah menjamah tiga titik di Desa Tepus, Tepus, Gunung Kidul. Dengan satu titik mendistribusika air sebanyak 10.000 liter.
“Perkiraan BMKG hujan kemungkinan akan jatuh di bulan Desember. Jadi kita mungkin akan terus mendistribusikan air sampai dua atau tiga gelombang lagi,” pungkasnya. (R/Gun/P1)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj News Agency (MINA)