New York, MINA — Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) gagal mengadopsi rancangan resolusi pada Rabu (20/11) malam yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, Palestina.
Resolusi tersebut memperoleh dukungan 14 dari 15 anggota Dewan tetapi akhirnya diblokir oleh veto dari Amerika Serikat, WAFA melaporkannya.
Rancangan resolusi tersebut mendesak semua pihak terkait untuk memenuhi tanggung jawab mereka berdasarkan hukum internasional, khususnya mengenai perlakuan terhadap tahanan, serta memastikan penyediaan layanan penting dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza.
Selain itu, resolusi tersebut menyerukan kepatuhan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan, dengan penekanan khusus pada perlindungan warga sipil dan propertinya.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Resolusi tersebut juga menyerukan penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 dan menegaskan kembali bahwa Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) tetap menjadi pilar utama respons kemanusiaan di Gaza.
Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan, hal ini menandai kemunduran terbaru dalam upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengamankan tanggapan terpadu terhadap genosida Israel yang masih berlangsung di Gaza.
Menurut laporan medis di Kementerian Kesehatan Palestina dilaporkan WAFA, Rabu, pasukan penjajah Israel melakukan dua pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang mengakibatkan tewasnya sedikitnya 13 warga Palestina dan 84 lainnya luka-luka.
Kementerian mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 43.972 korban jiwa yang terdaftar, dengan tambahan 104.008 orang mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Yordania Siap Daratkan Pesawat Bantuan Kemanusiaan di Gaza Selatan
Menurut sumber yang sama, layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang itu, karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan ambulans dan kru pertahanan sipil.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Argentina Jadi Negara Pertama yang Tarik Pasukannya dari UNIFIL