New York, MINA – Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera di Yaman, guna melanjutkan pembicaraan untuk penyelesaian politik konflik enam tahun di negara termiskin di dunia Arab itu.
Pernyataan pers DK PBB tersebut menyusul laporan dari utusan khusus PBB Martin Griffiths, yang mengatakan konflik bersenjata di negara itu sampai sekarang masih berlangsung, dan mengganggu upaya perdamaian. Arab News melaporkan, Rabu (13/5).
Pertempuran intensif masih berlangsung di Marib di tengah dorongan diplomatik internasional dan regional untuk mengakhiri konflik.
“Semakin lama serangan Marib berlangsung, semakin besar risiko bagi stabilitas Yaman yang lebih luas,” Griffiths memperingatkan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Ini dapat mengarah pada pengalihan konflik ke daerah lain di Yaman, termasuk daerah yang jauh dari medan konflik utama. Yaman adalah negara yang tidak stabil,” lanjutnya.
Kepala Misi Kemanusiaan PBB Mark Lowcock melaporkan kepada DK PBB, sekitar 25.000 orang telah melarikan diri dari pertempuran di Marib.
Situasi mengkhawatirkan karena sekitar 385.000 orang akan terpaksa mengungsi dalam beberapa bulan mendatang, ujarnya.
Lowcock memperingatkan bahwa “kelaparan masih mengintai negara, dengan lima juta orang tinggal selangkah lagi menuju kelaparan, dan kasus COVID-19 yang melonjak.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Griffiths mengatakan, perbedaan antara pihak-pihak di Yaman “tidak bisa dijembatani.” (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata