Istanbul, MINA – Dalam kondisi menderita, warga Gaza justru tunjukkan kemuliaan dan sikapnya yang bermartabat. Inilah yang membuat Dokter asal Argentina ini merasa dunia perlu membantu warga Palestina.
Dalam wawancara dengan wartawan MINA, Nurhadis di Istanbul, Kamis, (18/4), Dr. Carlos Trotta, (81) Dokter ahli bedah kardiovaskular asal Argentina yang pernah bekerja bersama Doctors Without Borders dalam misi kemanusiaan ke Sri Lanka, Kenya, Somalia, Haiti, Filipina, Suriah, Yaman, dan Jalur Gaza ini menekankan pentingnya membantu warga Gaza yang bermartabat.
“Tentu saja Anda merasa sedih atas apa yang terjadi (terhadap warga Gaza), tapi ini justru menunjukkan betapa mulia, bermartabatnya mereka,” ujar pria yang pernah menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1999 dan pernah berada di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza selama 3 bulan pada 2009 ini.
Dan alasan inilah menurut Carlos yang menuntut warga dunia untuk terus mendukung rakyat Palestina, bukan hanya karena rasa sakit dan penderitaan yang dirasakan mereka.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Carlos juga menegaskan permasalahan Palestina tidak dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu, namun kisah panjang perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajahan zionis Israel selama ini.
“Saya beri tahu Anda bahwa seluruh permasalahan yang disebut konflik ini tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober seperti yang mereka katakan, karena pada 2009 saya melihat banyak hal yang sebenarnya,” katanya.
“Maksud saya (yang terjadi adalah), penghancuran seluruh infrastruktur dan pembunuhan besar-besaran terhadap masyarakat Gaza. Jadi ini bukanlah hal baru. Ada kisah panjang di Gaza,” tegasnya.
Oleh karena itu, kata Carlos, dia ingin bersama seluruh anggota Freedom Flotilla menunjukkan solidaritasnya dengan mengikuti misi ini.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Pada tahun 2006 ia mulai bekerja untuk organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders , yang melayani masyarakat sipil di seluruh dunia, korban bencana alam atau konflik perang, dan menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1999.
Carlos sudah berada di Turkiye bersama puluhan relawan lain dari berbagai negara termasuk Indonesia yang akan berlayar dalam misi Freedom Flotilla Coalition (FFC) menembus blokade Gaza melalui jalur laut. (L/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza