New York, MINA – Seorang dokter di New York City dipecat karena mengeritik tindakan genosida Israel di Gaza dan Lebanon, serta karena menyatakan dukungannya terhadap kelompok perlawanan, menyusul tekanan dari dewan kota.
Dr. Lila Abassi, asisten profesor kedokteran di Rumah Sakit Mount Sinai, dipecat awal bulan ini setelah penyelidikan terhadap serangkaian unggahan pro-Palestina daring, juru bicara rumah sakit mengonfirmasi pekan ini. Press TV melaporkan.
Abassi, 46 tahun, menyatakan dukungannya terhadap Hamas dan Hezbollah Lebanon dalam unggahannya dan memuji mereka sebagai “perlawanan mulia dan pejuang kebebasan.”
Dia juga menyebut tentara Israel sebagai “wabah,” mengecamnya karena “membantai bayi.” Dia menolak klaim palsu tentang pemerkosaan selama Operasi Banjir Al-Aqsa yang dituduhkan kepada Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Aliansi Oposisi Myanmar Umumkan Gencatan Senjata, Fokus Bantu Korban Gempa
“Tolong tunjukkan video pemerkosaan yang sebenarnya,” tulis Abassi dalam grup dokter Facebook, menggunakan nama samaran “Kluver Bucy”.
Ia juga menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab atas “pembantaian lebih banyak orang pada 7 Oktober daripada yang dibunuh oleh Hamas.”
Setelah berpekan-pekan mendapat tekanan dari Anggota Dewan Kota Inna Vernikov (R-Brooklyn), Abassi diberhentikan setelah awalnya diperintahkan untuk menghapus akun media sosialnya.
Anggota Dewan Vernikov menganjurkan konsekuensi yang lebih berat setelah mengetahui unggahan Abassi.
Baca Juga: [POPULER MINA] Gempa Dahsyat Myanmar dan Penetapan Idul Fitri
Vernikov, yang merupakan seorang ekstremis pro-Israel Trumpis, mengeklaim bahwa dukungan Abassi terhadap kelompok perlawanan membuat pasien Yahudi merasa tidak aman dalam perawatannya.
Setelah laporan tersebut, Mount Sinai memulai penyelidikan yang akhirnya menyebabkan pemecatan Dr. Abassi, menurut juru bicara rumah sakit.
Abassi, MD, MPH, menerima gelar kedokterannya dari Universitas St. George pada 2011. Ia menjalani program residensi di SUNY Downstate Medical Center, dan menerima gelar BA dalam Antropologi dari Universitas California – Santa Barbara.
Ia juga penulis buku Does “Excess” Dietary Salt Cause Cardiovascular Toxicity? []
Baca Juga: Gempa Myanmar: per 29 Maret 1.600 Lebih Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)