Tolikara, 14 Syawwal 1436/30 Juli 2015 (MINA) – Sebanyak 12 orang warga Kristen korban penembakan dalam kerusuhan Tolikara 17 Agustus sengaja segera dibawa ke luar kabupaten itu oleh TNI dengan alasan menghindari insiden lanjutan.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Hatdiyanto, Manager Operasional tolikara/">RSUD Tolikara saat tim lembaga medis kemanusiaan MER-C menjenguk korban penembakan yang sedang rawat jalan, Selasa (28/7).
“Dia katakan sebenarnya korban-korban penembakan bisa ditangani di tolikara/">RSUD Tolikara, namun karena khawatir terjadi insiden lain, maka korban diterbangkan ke Jayapura dan Wamena,” kata Ir. Nur Ikhwan Abadi, Ketua Tim MER-C untuk Papua.
“Karena karakter warga lokal yang pendendam, jika mereka melihat keluarganya terluka maka akan balas dengan menyerang balik,” tambah Nur Ikhwan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Sebelumnya dilaporkan, jumlah warga Kristen korban penembakan saat kerusuhan hari Idul Fitri – di mana massa Kristen Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) menyerang Muslimin yang sedang shalat Id – sebanyak 12 orang, (empat dirawat di Wamena, tujuh di Jayapura dan satu meninggal).
Tiga korban telah dipulangkan dari Jayapura dan sekarang dirawat di tolikara/">RSUD Tolikara.
Menurut laporan kronologis kerusuhan versi keamanan yang diterima MINA, saat memasuki takbir ke-7 shalat Idul Fitri (17/7), massa yang dipimpin Pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Korlap) berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari arah bandara Karubaga dan luar lapangan markas Koramil 1702-11/Karubaga yang meminta secara paksa pembubaran kegiatan shalat Id.
Serangan itu mengakibatkan kepanikan jamaah kaum Muslimin yang sedang shalat.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Selain pelemparan, massa juga mulai merusak kios-kios yang berada di dekat Masjid Baitul Mutaqin.
Aparat keamanan yang mengamankan kegiatan shalat berusaha membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan, namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepada aparat keamanan.
Laporan personil keamanan yang lain yang diperoleh MINA melaporkan secara detail 12 orang yang terkena tembakan.
Adapun Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo memaparkan pada Sabtu, 18 Juli, ketika pemuda Kristen hendak menyampaikan aspirasinya di depan umum pada hari raya Idul Fitri secara tertib, tiba-tiba seorang pemuda Kristen tertembak timah panas tanpa ada perlawanan.
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren
Dorman menambahkan, TNI/Polri melakukan penembakan bertubi-tubi yang mengakibatkan 12 orang Pemuda Kristen terkena peluru. (L/K01/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan