Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokumen Rahasia Israel Ungkap Rincian Pembantaian Warga Palestina Selama Perang 1948

Rana Setiawan - Sabtu, 11 Desember 2021 - 21:37 WIB

Sabtu, 11 Desember 2021 - 21:37 WIB

10 Views

Al-Quds, MINA – Pembahasan otoritas Israel soal pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel pada tahun 1948 dideklasifikasi untuk pertama kalinya pada pekan ini dalam sebuah laporan investigasi yang diterbitkan oleh media Israel Haaretz dan Institut Akevot untuk Penelitian Konflik Israel-Palestina.

Laporan berjudul “Dokumen Rahasia Mengungkap Pembantaian Palestina pada 1948 – dan Apa yang Diketahui Pemimpin Israel,” tersebut memaparkan dua operasi militer skala besar yang diluncurkan oleh tentara Israel pada Oktober 1948, satu berbasis di selatan, yang dikenal sebagai Operasi Yoav, yang membuka jalan menuju orang Negev; dan satu lagi di utara, yakni Operasi Hiram.

Laporan tersebut mengungkapkan, dalam waktu 30 jam tentara Israel menyerang puluhan desa Palestina, dengan memaksa mengusir puluhan ribu penduduk Palestina, sementara ribuan lainnya melarikan diri, dikutip MINA dari Middle East Monitor (MEMO), Sabtu (11/12).

Hampir 120.000 orang Palestina, termasuk orang tua, wanita dan anak-anak tinggal di daerah itu, namun, setelah pembantaian Israel, hanya 30.000 orang Palestina yang tersisa.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

“Dalam waktu kurang dari tiga hari, IDF (tentara militer Israel) telah menaklukkan Galilea dan juga memperluas jangkauannya ke desa-desa di Lebanon selatan. Sebagian besar dari mereka tidak ambil bagian dalam pertempuran itu,” lapor Haaretz.

Penyelidikan juga mengungkapkan laporan mengenai pembantaian yang sebelumnya tidak diketahui yang terjadi di desa Al-Reineh, di utara Nazareth, Meron dan di Al-Burj.

Sebelum serangan brutal terhadap warga Palestina selama Operasi Hiram, desa Al-Burj, yang sekarang dikenal sebagai Modi’in Illit, sebuah permukiman ultra-Ortodoks besar di Tepi Barat yang diduduki, diserbu pada Juli 1948.

Menurut sebuah dokumen yang ditemukan di Arsip Yad Yaari, empat pria lanjut usia tetap tinggal di desa setelah ditangkap. “Haji Ibrahim, yang membantu di dapur militer, seorang wanita tua yang sakit dan seorang pria tua dan wanita tua lainnya.”

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Delapan hari setelah desa itu diserbu oleh pasukan pendudukan Israel, Ibrahim dikirim untuk mengambil sayuran oleh seorang tentara Israel, untuk menjauhkannya dari kekejaman yang siap dilakukan para prajurit.

“Tiga lainnya dibawa ke sebuah rumah yang terisolasi. Setelah itu sebuah peluru anti-tank ditembakkan. Ketika peluru itu meleset dari sasaran, enam granat tangan dilempar ke dalam rumah. Mereka membunuh seorang pria dan wanita tua, dan wanita tua lainnya itu dibunuh dengan senjata api,” menurut dokumen itu.

“Setelah itu mereka membakar rumah dan membakar ketiga jenazah. Ketika Haji Ibrahim kembali dengan pengawalnya, dia diberitahu bahwa tiga lainnya telah dikirim ke rumah sakit di Ramallah. Rupanya dia tidak percaya cerita itu, dan beberapa jam kemudian dia juga dibunuh, dengan ditembak empat peluru,” tambah dokumen itu.

Arsip Negara yang tidak diklasifikasikan juga terdiri dari beberapa halaman risalah dari tahun-tahun itu, termasuk kesaksian Shmuel Mikunis, seorang anggota Dewan Negara Sementara (pendahulu Knesset) dari Partai Komunis, yang melaporkan kekejaman yang dilakukan di wilayah Meron.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Mikunis meminta klarifikasi dari mantan Perdana Menteri Israel David Ben-Gurion tentang tindakan yang telah dilakukan oleh anggota kelompok teroris Yahudi, Irgun.

Menurut dokumen yang dideklasifikasi, “A. Mereka membantai dengan senapan mesin sebanyak 35 orang Arab yang telah menyerah kepada kompi itu dengan membentangkan bendera putih di tangan mereka.

B. Mereka mengambil sebagai tawanan penduduk yang damai, di antaranya wanita dan anak-anak, memerintahkan mereka untuk menggali sebuah lubang, mendorong mereka ke dalamnya dengan bayonet Prancis yang panjang dan menembak orang-orang yang tidak bersalah itu sampai mereka semua terbunuh. Bahkan ada seorang wanita sedang menggendong bayinya.

C. Anak-anak Arab berusia sekitar 13-14 tahun yang sedang bermain granat semuanya ditembak.

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

D. Seorang gadis berusia sekitar 19-20 tahun diperkosa oleh pria dari Altalena [satuan Irgun]; setelah itu dia ditikam dengan bayonet dan tongkat kayu ditusukkan ke tubuhnya.”

Dokumen-dokumen yang tidak diklasifikasikan, yang diselidiki dalam laporan Haartez juga mencakup rincian tentang pembantaian Hula di Lebanon dan desa Palestina Deir Yassin yang tidak berpenghuni.

Meskipun laporannya panjang, makalah ini menyoroti bahwa lebih banyak detail yang masih belum diketahui. “Ini tidak mengherankan, mengingat masih banyak materi yang tersimpan di arsip,” pungkas laporan tersebut.

Bagi rakyat Palestina, tahun 1948 disebut sebagai tahun Nakba mengingatkan akan dua kenangan yang sangat getir dalam memori publik PalestinaPertama, pembentukan rezim Israel pada tahun 1948 dan kedua, pengusiran lebih dari 800.000 orang Palestina dari tanah airnya, dan saat ini jumlah pengungsi Palestina telah mencapai sekitar enam juta orang.

Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza

Hari Nakba yang digelar setiap tahun di bulan Mei tidak hanya merupakan simbol malapetaka yang terjadi tahun 1948 di Palestina, tetapi juga mencerminkan penderitaan yang dipikul oleh bangsa ini selama beberapa dekade terakhir.

Di antara tindakan Israel sejak 1948 adalah penghancuran lebih dari 675 kota dan desa, perampasan tanah Palestina, pembangunan distrik-distrik Zionis, pengusiran penduduk Palestina, penghancuran warisan dan identitas nasional Palestina, dan penggantian nama-nama Arab dengan Ibrani.(T/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir

Rekomendasi untuk Anda