Jakarta, MINA – Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa mengecam konflik di Rakhine terhadap mayoritas muslim Rohingya dan meminta agar konflik bersenjata ini segera dihentikan.
Dompet Dhuafa sangat menyesali terjadinya kembali konflik di Rakhine. “Kami mendesak agar setiap pihak yang berkonflik untuk sama-sama menahan diri,” kata Arief Rahmadi Haryono, Manager Social Development Dompet Dhuafa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/8).
Konflik kemanusiaan kembali pecah di wilayah Buthidaung, Rakhine State, Myanmar. Buthidaung merupakan salah satu daerah yang dihuni oleh mayoritas muslim Rohingya, Konflik ini dipicu oleh adanya penyerangan seitar 30 kantor polisi sehari sebelumnya.
Penyerangan ini terjadi pasca Komisi Khusus PBB untuk Rakhine yang diketuai oleh Kofi Annan mengeluarkan laporan final pada 24 Agustus yang lalu.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Alhasil dalam hitungan beberapa hari, konflik ini telah menewaskan puluhan orang dan menyebabkan gelombang pengungsi yang jumlahnya puluhan ribu ke Bangladesh. Anak-anak dan wanita banyak yang menjadi korban dari operasi tersebut.
Dompet Dhuafa juga akan mengupayakan program kurban membantu meringankan beban saudara-saudara kita di Myanmar,” ujar Arief. Dompet Dhuafa juga akan meneruskan upaya rekonsiliasi konflik melalui program-program kemanusiaan di bidang pendidikan, livelihood, kesehatan, dan WASH. (R/R03/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia