Balikpapan, MINA – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Doni Monardo mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar dapat meningkatkan porsi upaya pencegahan dalam rangka penanganan COVID-19 di wilayahnya. Hal itu disampaikan Doni dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Timur di Balikpapan, Senin (9/11).
Menurutnya, seluruh komponen masyarakat harus menjadi ujung tombak dalam penanganan COVID-19 melalui upaya pencegahan, sebagaimana hal itu juga menjadi satu dari delapan target utama Satgas Penanganan COVID-19.
Adapun dalam implementasinya, Doni meminta bahwa tenaga kesehatan harus berada pada posisi garda terakhir dan masyarakat yang menjadi garda terdepan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dan menjaga imunitas.
“Dokter tenaga kesehatan harus menjadi benteng terakhir. Siapa yang menjadi ujung tombak? Kita semua. Seluruh komponen bangsa harus menjadi ujung tombak, menjadi garda terdepan dengan cara pencegahan,” kata Doni.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Dalam hal ini, Doni meminta agar proporsi dari upaya pencegahan yang harus dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat adalah sebanyak 80 persen dan 20 persen berada pada garda terakhir, yakni dokter dan tenaga medis lainnya.
“Upaya pencegahan dalam penanganan COVID-19 ini harus mendapatkan porsi yang lebih tinggi. Porsi mayoritas. Kalau boleh sekitar 80 persen adalah upaya pencegahan dan 20 persen adalah penanganan kesehatan,” imbuhnya.
Deteksi Sedini Mungkin
Dalam rapat koordinasi bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, Pangkogabwilhan II, Pangdam VI/MI.W, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalimantan Timur, Kapolda Kalimantan Timur dan jajaran instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tersebut, Doni juga mengatakan bahwa penanganan kesehatan pasien COVID-19 harus dilakukan sedini mungkin agar kemudian tidak bertambah parah atau semakin buruk.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Di sisi lain, upaya deteksi dan pemeriksaan terhadap kontak erat pasien COVID-19 juga harus dilakukan secepat mungkin, sehingga kemudian langkah penanganan lebih lanjut dapat segera diberikan dan penambahan kasus baru dapat dicegah.
“Tidak boleh gejalanya yang lebih tinggi. Pemeriksaan kepada kontak erat ini, salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui orang yang sudah positif COVID-19 walaupun tanpa gejala untuk segera dilakukan isolasi,” jelas Doni.
Menurut Doni, setiap pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat sembuh total 100 persen dengan penanganan yang baik. Akan tetapi bagi mereka yang memiliki gejala sedang hingga berat memiliki potensi lebih sulit ditangani, terlebih bagi mereka yang sudah masuk masa kritis.
“Mereka yang gejalanya ringan itu bisa 100 persen sembuh. Namun ketika masuk gejala yang lebih tinggi, yaitu gejala sedang dan berat, apalagi masuk kepada fase kritis, itu angka kematiannya mencapai 67 persen,” ujar Doni.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
“Jadi jangan sampai warga masyarakat kita itu, terlanjur gejalanya sedang atau berat baru masuk ke rumah sakit. Sulit untuk ditolong,” imbuhnya.
Selanjutnya, Doni optimis apabila deteksi dini dapat dilakukan, maka hal itu akan memberikan peluang yang lebih tinggi untuk segera disembuhkan. Hal ini juga didukung dokter dan tenaga medis yang telah memiliki banyak pengalaman, sehingga dapat lebih cepat dalam memberikan penanganan.
“Kalau dari awal sudah diketahui, maka dokter kita sudah semakin banyak pengalaman,” kata Doni.
Kekompakan Dalam Penanganan COVID-19
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
Sebelum menutup kegiatan rapat koordinasi tersebur, Doni juga memberi apresiasi kepada jajaran dan seluruh komponen Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atas segala upaya untuk menurunkan angka kasus COVID-19.
Menurutnya, upaya penanganan COVID-19 sulit untuk dikendalikan tanpa adanya kekompakan seluruh komponen, baik pemerintah hingga masyarakat di Kalimantan Timur.
Doni berharap agar kekompakan tersebut dapat selalu ditegakkan dan dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih panjang lagi, mengingat hingga sekarang tidak ada yang tahu kapan COVID-19 akan berakhir.
“Mudah-mudahan kerja sama kekompakan ini bisa tetap dipertahankan dalam kurun waktu yang sangat lama. Karena kita belum tahu kapan COVID-19 ini akan berakhir,” tutur Doni.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
“Oleh karenanya kompak menjadi modal kita. Jangan sampai ada perselisihan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Satgas Penanganan COVID-19 juga memberikan dukungan bantuan bagi Pemprov Kalimantan Timur untuk penanganan COVID-19 yang diserahkan secara simbolis oleh Ketua Satgas Nasional Doni Monardo kepada Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.
Adapun bantuan tersebut meliputi masker KN95 sebanyak 20.000, masker medis sebanyak 20.000, masker kain 150.000, APD premium 15.000, face shield sebanyak 5.000, shoe cover sebanyak 2.000, gloves sebanyak 500, googles sebanyak 250, disinfektan sprayer 5, hand sanitizer sebanyak 20 jerigen, hand spray sebanyak 1000 dan ventilator 2 unit. (T/R2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama