Bengaluru, MINA – Seorang dosen tamu di sebuah perguruan tinggi pra-universitas swasta di Negara Bagian Karnataka, India selatan, memilih mengundurkan diri, setelah dia diminta untuk tidak mengenakan jilbab atau menampilkan simbol agama apa pun, Jumat (18/2).
Chandini, yang telah bekerja sebagai dosen tamu di sebuah perguruan tinggi swasta, mengajar bahasa Inggris selama tiga tahun terakhir.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia sakit hati setelah diperintahkan untuk mengadakan kelas tanpa hijab, PTI melaporkan.
Sementara itu, Pengadilan Tinggi Karnataka pada hari yang sama menunda petisi yang menentang larangan jilbab di lembaga pendidikan hingga 21 Februari.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Pengadilan tinggi juga menolak permohonan untuk menghentikan siaran live streaming proses sidang.
Pekan lalu, Pengadilan Tinggi telah memutuskan perintah sementara yang meminta siswa tidak mengenakan pakaian keagamaan apa pun ke kelas di lembaga pendidikan yang memiliki aturan seragam.
Perintah itu juga menimpa seorang mahasiswa Hindu di kota Indi di negara bagian tersebut.
Pihak berwenang perguruan tinggi di kota itu pada Jumat mencegah seorang pria masuk ke kampus karena mengenakan vermilion di dahinya.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Para dosen menghentikannya di gerbang dan memintanya untuk menghapus vermilion terlebih dahulu untuk masuk perguruan tinggi. Siswa diberitahu bahwa vermilion adat di dahi juga membuat masalah bersama dengan jilbab dan selendang safron.
Hal itu menyebabkan pertengkaran mulut yang serius antara guru dan mahasiswa tersebut. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional