Jakarta, MINA – Program deradikalisasi yang dijalankan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) jangan diarahkan pada para ulama dan kampus yang belum teridentifikasi. Deradikalisasi sebaiknya diarahkan pada jaringan terorisme yang sudah dipetakan sendiri oleh BNPT.
Hal ini disampaikan anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Sudding dalam rapat Komisi III dengan Kepala BNPT di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5).
Dikutip dari rilis DPR, Kepala BNPT Suhardi Alius di hadapan Komisi III menyatakan sudah memetakan seluruh jaringan terorisme di tanah air. Menurut Suding, sebaiknya pada jaringan yang sudah dipetakan itu saja deradikalisasi dilakukan, sehingga tidak kecolongan lagi seperti teror bom di Surabaya, Jawa Timur.
”Ketika sudah ada pemetaan, program deradikalisasi sangat mudah dilakukan. Tinggal bagaimana memasukkan paham deradikalisasi kepada mereka yang sudah terindentifikasi. Jangan justru diarahkan kepada ulama dan kampus-kampus yang belum tentu ada kegiatan radikalisasi,” tutur Sudding.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Ia juga menyayangkan BNPT yang dalam paparannya mengaku sudah berkoordinasi dengan 36 kementerian dan lembaga, ternyata semuanya tidak berjalan efektif.
“Koordinasi ternyata tidak berjalan efektif, sehingga kejadian terorisme saat ini, setidaknya ada delapan kejadian di 2018 ini, sungguh sangat memprihatinkan. Ini harus jadi pembelajaran yang sangat berharga dan tidak terulang kembali,” harapnya. (R/R05/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia