Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DPR HIMBAU PRESIDEN TANGGAP KEKERASAN ANAK

Rana Setiawan - Kamis, 13 November 2014 - 21:03 WIB

Kamis, 13 November 2014 - 21:03 WIB

492 Views

Ledia Hanifa Amaliah. (Foto: Arie/MINA)
Ledia Hanifa Amaliah. (Foto: Arie/mirajnews.com)

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa Amaliah. (Foto: Arief/MINA)

Jakarta, 20 Muharram 1436/13 November 2014 (MINA) – Kondisi darurat kekerasan seksual pada anak dan perempuan yang belum juga mereda, pimpinan  DPR RI menghimbau Presiden Joko Widodo untuk segera menanggapi permaslahan tersebut dengan serius.

Selain kehebohan kejahatan kekerasan seksual pada anak TK yang terungkap awal tahun, kasus human trafficking atau perdagangan orang yang berdalih pemberian lapangan pekerjaan tetapi berujung pada belitan prostitusi terus saja bermunculan memakan korban sebagian besar perempuan dan anak.

“Meski pemerintahan berganti banyak persoalan bangsa tak bisa menanti kegaduhan politik mereda. Kondisi darurat kekerasan seksual yang menimpa anak, misalnya, tidak boleh terabaikan karena menunggu sistem kerja baru dari pemerintahan yang baru.” tegas Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa Amaliah kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Ledia juga menyatakan hal itu usai melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi VIII DPR RI dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Unit PPA) Polda Metro Jaya, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Barat,  Komisi Nasional Perlindungan Anak, serta Aliansi Menolak Perdagangan Orang NTT (Ampera NTT) yang mengambil agenda “Menyikapi kasus-kasus kekerasan pada perempuan, pelecehan seksual terhadap anak dan human trafficking”.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Dalam RDPU yang berlangsung kemarin  terungkap bagaimana kondisi darurat kekerasan seksual pada anak dan perempuan belum juga mereda.

Dalam beberapa bulan terakhir, saat fokus masyarakat terarah pada keriuhan situasi politik pasca pemilu legislatif dan pilpres, perdagangan anak berujung prostitusi ditemukan terjadi di berbagai wilayah diantaranya Aceh, Bali, JawaBarat, Jawa Tengah, NTT dan Jakarta.

Kabar perdagangan orang terkini dari Jakarta terkuak saat KPAI bersama penegak hukum menggerebek wilayah remang-remang di Kalijodo, Jakbar dan menemukan korban 24 perempuan, sebagian masih berusia di bawah 18 tahun, asal Jawa Barat untuk dijadikan pekerja seks.

Ledia Hanifa mengingatkan, upaya mengatasi kejadian kekerasan pada perempuan dan anak, termasuk kekerasan seksual dan human trafficking harus dilakukan lintas sektoral dan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah secara bersama-sama.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Selain persoalan hukum tentang bagaimana kesigapan aparat menyelidiki, membongkar, menangkap pelaku kejahatan hingga terjadinya proses persidangan, juga ada masalah perlindungan saksi korban, pemulihan fisik dan psikis korban, serta bagaimana memutus mata rantai perdagangan orang yang seringkali melibatkan faktor kemiskinan, rendahnya pendidikan, rapuhnya ketahanan keluarga serta lemahnya nilai-nilai agama dan moral.

Pada pemerintahan SBY, telah dibentuk gugus tugas penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di bawah Menko Kesra dengan ketua hariannya menjadi tanggung jawab Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Maka Ledia pun berharap gugus tugas semacam ini tetap menjadi prioritas pemerintahan Jokowi.

Presiden harus tanggap soal darurat kekerasan pada anak dan human trafficking ini. Sebab ini merupakan persoalan genting yang tak bisa ditunda penyelesaiannya. Membangun sistem lintas sektoral untuk mengatasinya harus menjadi prioritas dalam, katakanlah, agenda Presiden di 100 hari pertama.” Himbaunya.(L/R05/R03)

 

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
MINA Millenia
Indonesia
Kolom
Kolom
Khadijah