Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr Das Salirawati Paparkan Solusi Menjadi Guru Profesional

Hasanatun Aliyah - Jumat, 14 September 2018 - 22:05 WIB

Jumat, 14 September 2018 - 22:05 WIB

14 Views

Jakarta, MINA – Penulis buku-buku tentang pendidikan, Dr. Das Salirawati,   yang juga dosen pada Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),  memaparkan solusi menjadi guru profesional. pada Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) 2018.

“Di era globalisasi saat ini, di era digitalisasi, guru harus cerdas, inovatif dan kreatif, karena guru kini bukan manjadi satu-satunya sumber belajar. Guru kini hanya sebagai mediator, fasilitator, namun guru yang kreatif dan inovatif mampu menjadi inspirator dan motivator bagi murid-muridnya,” katanya.

Das yang  dosen UNY untuk mata kuliah Pendidikan Kimia, mengadakan workshop dan launching buku yang ke-17 dengan judul ‘Smart Teaching Solusi Menjadi Guru Profesional’ di IIBF bertempat di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (14/9).

Dalam bukunya Smart Teaching yang terdapat 14 bab, ia menuangkan banyak metode-metode yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa ataupun mahasiswa.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

“Smart Teaching itu cara-cara untuk memfasilitasi belajar dengan memanfaatkan sistem pembelajaran, agar menjadi smart teacher. Ada banyak metode yang saya tuangkan di buku ini, ada metode pembelajaran isu dan sebagainya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mencontohkan metode isu, yaitu mengaitkan sesuatu yang sedang viral di media sosial atau di lingkungan tersebut lalu dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan, sehingga otak anak lebih mudah untuk menerima dan memahami materi pelajaran.

Menurutnya, selain inovatif dan kreatif, seorang guru juga harus jujur, berprilaku baik, ikhlas dan sabar, agar guru bisa menjadi taladan.

“Kita tidak boleh sembarangan berkata dengan murid, meski ada murid yang berfikirnya lambat (sudah dijelaskan berulang kali, tidak juga paham-red), namun guru tidak boleh berkata kasar, karena kecerdasan intelektual bukan segalanya, tapi ucapan dari mulut guru atau orangtua itu adalah doa, banyak orang yang sukses, meski dimasa sekolah nilai pelajarannya kecil. Otak cerdas bukan segalanya, tapi komunikasi baik itu yang menentukan kita ke depannya,” tambahnya.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Ia menambahkan, untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif ada tiga yaitu; kepekaan tinggi, kritis, dan memiliki sifat kreatif. (L/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Tagguru

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia