Dr. Zackya Yahya: MER-C Diterima Baik di Papua dan Papua Barat

Cibubur,Bekasi, MINA – Koordinator Misi Kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee () untuk Wilayah dan . mengatakan, kehadiran MER-C selama 15 tahun menjalankan misi kemanusiaan sangat diterima dan dipercaya dengan baik oleh masyarakat setempat.

Kedua provinsi itu dihuni oleh penduduk dari berbagai suku, berbagai agama dan berbagai tingkat kemajuan.

“ Di Provinsi Papua masih ada masyarakatnya yang tinggal di hutan-hutan, juga daerah pegunungan terpencil, bahkan sering terjadi perang. Biasanya perangnya antar suku, soal persengketaan wilayah, atau karena pengaruh miras yang berujung peperangan. Mereka akan menutup jalan, tapi MER-C selalu diizinkan masuk oleh semua fihak yang beperang,” ujar dr Zackya menceritakan pengalamannya di Papua dan Papua Barat, disiarkan melalui kanal youtube Rasil TV, Rabu (17/3).

“Uniknya pula, saat korban perang antar suku ini dilarikan ke MER-C, mereka yang berperang bertemu di MER-C, mereka terlihat akrab sekali, tidak terlihat ada konflik,” lanjutnya.

Sementara itu masyarakat di Provinsi Papua Barat lebih modern, mayoritas masyarakatnya muslim untuk yang suku-suku asli, terutama di Kabupaten Raja Ampat hampir 80 persen Muslim.

“Masjid juga banyak di sana, memang perlu Da’i yang rutin ada di sana, ” katanya.

Ia mengungkapkan, saat ini di sana masih kekurangan air bersih, jadi ke depannya perlu difikirkan untuk membangun sumur-sumur sebagai penyediaan air bersih.

Pola pelayanan yang diberikan MER-C di Papua dam Papua Barat dilakukan dengan sistem Mobile Clinic yang sangat rutin dilakukan,  karena akses masyarakat ke Puskesmas setempat sangat jauh.

“Selama 15 tahun MER-C mengabdi di Papua dan Papua Barat, dengan program rutin Mobile Clinic mengunjungi daerah-daerah mereka, namun sampai detik ini, kami belum punya mobil jadi kami menggunakan motor untuk akses ke daerah-daerah tersebut,” ujar dr Zackya.

Selama ini, MER-C dikenal sebagai organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela dan moilitas tinggi di dalam maupun di luar negeri.

MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, bencana alam di dalam maupun di luar negeri.

Dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999. MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid volunteers). (L/Hju/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)