Kabul, MINA – Dua gempa susulan dahsyat mengguncang Afghanistan timur pada Jumat (5/9) dalam rentang 12 jam, ungkap Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ).
Dilansir dari Ariana News, gempa ini memicu kekhawatiran akan lebih banyak korban jiwa dan kerusakan di wilayah yang gempa sebelumnya telah menewaskan sekitar 2.200 orang dalam empat hari.
Gempa susulan kian menghancurkan negara Asia Selatan tersebut, yang telah rusak akibat perang, kemiskinan, dan menyusutnya bantuan.
Sebelumnya, Emirat Islam (Taliban) memperkirakan 2.205 korban jiwa telah terdata dan 3.640 korban luka hingga Kamis.
Baca Juga: Menlu Malaysia Desak Dunia Jatuhkan Sanksi kepada Israel, Serukan Reformasi PBB
Seorang saksi mata Reuters mengatakan gempa susulan terus-menerus mengguncang Provinsi Nangarhar dan rincian kerusakan masih dikumpulkan.
Gempa bumi berkekuatan 5,4 skala Richter pada Jumat mengguncang wilayah tenggara pada kedalaman 10 km (6,2 mil), kata GFZ, beberapa jam setelah gempa susulan pertama pada Kamis malam.
Gempa bumi pertama pada Ahad (31/8) lalu berkekuatan 6 SR, beberapa menit sebelum tengah malam, merupakan salah satu gempa paling mematikan di Afghanistan, yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran di Provinsi Nangarhar dan Kunar.
Gempa kedua berkekuatan 5,5 SR pada Selasa (2/9), menyebabkan kepanikan dan mengganggu upaya penyelamatan karena batu-batu meluncur menuruni gunung dan memutus jalan menuju desa-desa di daerah terpencil.
Baca Juga: Relawan Sumud Diteror di Italia, Nahkoda Kabur setelah Terima Uang
Dengan rumah-rumah yang sebagian besar dibangun dari pasangan bata kering, batu, dan kayu, beberapa keluarga lebih memilih untuk tinggal di tempat terbuka daripada kembali ke rumah, sebagai tindakan pencegahan terhadap gempa susulan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Yunani Jamin Keselamatan Relawan Global Sumud Flotilla