El Paso, AS, MINA – Dua penembakan massal yang terjadi di dua lokasi di Amerika Serikat (AS) kurang dari 24 jam pada Sabtu dan Ahad (4/8) menewaskan 29 orang dan melukai puluhan lainnya.
Serangan pertama terjadi pada Sabtu pagi di kota perbatasan El Paso di Texas. Seorang pria bersenjata menewaskan 20 orang di sebuah toko Walmart sebelum menyerah kepada polisi, demikian Al Jazeera melaporkan.
Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan serangan senjata itu tampaknya merupakan kejahatan rasial, dan polisi mengutip “manifesto” yang mereka kaitkan dengan tersangka, Patrick Crusius (21), sebagai bukti bahwa pertumpahan darah itu bermotivasi ras.
Pernyataan empat halaman yang diunggah di papan pesan online dan diyakini telah ditulis oleh tersangka, menyebut serangan Walmart “sebagai respon terhadap invasi Hispanik di Texas”.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
John Bash, pengacara AS untuk Distrik Barat Texas mengatakan pemerintah federal memperlakukan, penembakan itu sebagai kasus “terorisme domestik”.
Di tempat lain, seorang pria bersenjata kedua yang mengenakan baju besi melepaskan tembakan di sebuah distrik Dayton, Negara Bagian Ohio, Ahad pagi, menewaskan sembilan orang dan melukai sedikitnya 27 lainnya.
Tersangka penyerang ditembak mati oleh petugas yang menanggapi.
Asisten Kepala Polisi Matt Carper mengidentifikasi tersangka bernama Connor Betts (24), seorang lelaki kulit putih dari Bellbrook, Ohio. Ia mengatakan bahwa saudara perempuannya Megan Betts (22) termasuk di antara mereka yang terbunuh.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Motif di balik penembakan itu tidak segera jelas. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)