DUA PROFESOR AMERIKA KRITIK VONIS MATI MURSI

John Esposito, profesor Amerika urusan internasional dan studi Islam di Universitas Georgetown, Washington DC. (Foto: dok. Stanford.edu)
John Esposito, Amerika urusan internasional dan studi Islam di Universitas Georgetown, Washington DC. (Foto: dok. Stanford.edu)

Washington DC, 1 Ramadhan 1436/18 Juni 2015 (MINA) – Dua orang profesor Amerika Serikat (AS) mengkritik keras rezim yang memvonis hukuman mati kepada presiden Mesir terguling dan pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya.

John Esposito, seorang profesor AS urusan Internasional dan Studi Islam di Universitas Georgetown, Washington DC, mengatakan kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agncy (MINA), Kamis (18/6), institusi telah menjadi tidak ada di bawah Presiden Mesir saat ini, Abdel Fattah Al-Sisi.

“Mesir tidak pada jalur demokrasi. Tidak ada demokrasi atau keinginan untuk demokrasi di bawah Al-Sisi di Mesir hari ini,” kata Esposito.

Dia menekankan, kekerasan di bawah pemerintahan Al-Sisi menjadi lebih besar daripada pemerintahan sebelumnya dalam sejarah Mesir modern.

“Dibandingkan kolusi hakim yang ditunjuk di era Mubarak, Mesir telah menyaksikan pro forma, acara uji coba yang mengakibatkan percobaan massa (dan) hukuman mati massal,” katanya.

Sementara itu, Emad el-Din Shahin, profesor tamu di Universitas Georgetown, juga mengecam sistem peradilan Mesir.

“Hal ini telah menjadi alat di tangan rezim militer yang represif untuk menghilangkan lawan-lawan politiknya. Hal ini sangat dipolitisasi dan memamerkan pengabaian lengkap terhadap aturan hukum dan proses hukum,” kata Shahin kepada Anadolu Agency.

Dia mendesak masyarakat internasional untuk “tidak menghargai rezim Al-Sisi”. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0