Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Tokoh Palestina Pendukung Kemerdekaan Indonesia

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Sabtu, 17 Agustus 2024 - 17:45 WIB

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 17:45 WIB

111 Views

(ilustrasi)

Oleh Muhammad Fazar Ramdani, Asatidz Ponpes Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya, Aktivis Aqsa Working Group (AWG)

“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Begitulah kutipan dari alinea pertama Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi acuan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan dan mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa yang berada dibawah bayang-bayang penjajahan.

Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang (kōki) (17 Agustus Shōwa 20 dalam penanggalan Jepang), yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Tahun ini Indonesia telah berusia 79 tahun jika dihitung dari proklamasi kemerdekaannya. Tentu kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan mulus, banyak pertumpahan darah sebelum meraih kemerdekaan.

Sesudah Indonesia merdeka pun bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaannya dari Agresi Militer II Belanda. Namun di balik itu semua, ada satu negara yang senantiasa mendukung kemerdekaan Indonesia sekalipun negara itu belum merdeka hingga saat ini, yaitu Palestina.

Palestina sebuah negara yang sampai saat ini belum mendapatkan kemerdekaannya, tapi senantiasa mendukung kemerdekaan Indonesia sejak awal kemerdekaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui dua orang warganya yang sangat berjasa membantu perjuangan Indonesia untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaannya. Dua orang tersebut yaitu Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini, seorang mufti serta negarawan Palestina, dan Muhammad Ali Taher seorang bos media serta saudagar kaya asal Palestina.

Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini adalah Mufti Agung Yerusalem antara 1921-1937 di bawah otoritas politik Mandat Britania atas Palestina. Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini tercatat memiliki peran penting dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini menyuarakan dukungan kemerdekaan Indonesia sejak jauh hari sebelum proklamasi dikumandangkan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.

Syaikh Al-Husaini aktif melakukan propaganda mendukung tujuan kemerdekaan melalui radio berbahasa Arab di Jerman, tepatnya pada 6 September 1944. Syaikh Al-Husaini memberi selamat kepada Indonesia.

Pernyataan itu menjadikan Palestina sebagai salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto.

Momentum yang mendasari dukungan Palestina atas kemerdekaan Indonesia tersebut adalah adanya pernyatan janji Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koiso pada 6 September 1944 yang akan memberikan hadiah kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Walaupun tentu kemerdekaan Indonesia bukanlah karena hadiah Jepang, tapi karena perjuangan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Dukungan Syaikh Al-Husaini pun banyak memengaruhi negara-negara di Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Berkat jasa propaganda Syaikh Al-Husaini, Indonesia diakui pertama kali kemerdekaannya secara de jure oleh Mesir dan diikuti oleh Suriah, Lebanon, serta beberapa negara Timur Tengah lainnya.

Karena itu, sosok Syaikh Al-Husaini tak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia. Pengaruhnya sebagai Mufti yang diperhitungkan di dunia Arab, membuat sejumlah negara Timur Tengah turut memberikan dukungan kepada Indonesia. Hingga akhirnya, pengakuan negara-negara tersebut melengkapi syarat kemerdekaan Indonesia.

Selain Syaikh Al Husaini, ada pula seorang teman dari beliau bernama Muhammad Ali Taher yang memiliki peran sama pentingnya dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Muhammad Ali Taher pun sangat aktif melobi negara-negara di Timur Tengah yang sudah merdeka dan berdaulat di Liga Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Salah satu bukti kesetiaan Muhammad Ali Taher kepada Indonesia adalah ketika ia merelakan semua kekayaannya untuk mendukung Indonesia saat menghadapi Agresi Militer II Belanda pada tahun 1948.

Ali Taher memberikan semua uangnya yang tersimpan di Bank Arabia kepada Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, Mohamed Zein Hassan, tanpa meminta tanda bukti penerimaan.

“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia,” kata Ali Taher kepada Mohamed Zein Hassan yang dikutip dalam bukunya yang berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri.

Itulah dua orang tokoh Palestina yang sangat berjasa dalam perjuangan untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukan hanya dukungan diplomatik tapi juga dukungan finansial yang mereka berikan untuk kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Dua tokoh tersebut mendukung kemerdekaan Indonesia meskipun saat itu hingga sekarang negaranya belum juga mendapatkan manisnya kemerdekaan dan masih berada dibawah bayang-bayang penjajahan zionis Israel.

Oleh sebab itu Indonesia memiliki tali persaudaraan yang kuat dengan Palestina berdasarkan sejarah kemerdekaan Indonesia. Dan Indonesia memiliki tanggung jawab untuk senantiasa mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan zionis Israel sebagai wujud implementasi dari alinea pertama pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda