Yangon, MINA – Dua wartawan Kantor Berita Reuters yang dihukum penjara akibat laporan jurnalistik investigasinya tentang pembunuhan warga Muslim Rohingya, akhirnya dibebaskan dari penjara, Rabu (8/5), setelah lebih dari 500 hari berada di balik jeruji besi.
“Di seluruh dunia, orang-orang ingin membebaskan kami, ingin ada kebebasan pers di dunia, jadi saya ingin mengucapkan terima kasih banyak atas segalanya,” kata Wa Lone saat berjalan meninggalkan penjara, seperti dikutip dari CNN, Rabu (8/5).
Kedua wartawan berkebangsaan Myanmar itu, Wa Lone (31) dan Kyaw Soe Oo (29) bebas setelah mendapatkan amnesti dari Presiden Myanmar, Win Myintber bersama 6.520 tahanan lainnya.
Juru bicara pemerintah Myanmar Zaw Htay mengatakan keputusan untuk membebaskan kedua jurnalis tersebut dilakukan setelah keluarga menyurati pemimpin pemerintah Aung San Suu Kyi.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Kami mempertimbangkan surat itu dan membebaskannya untuk kepentingan negara,” kata Zaw Htay kepada wartawan.
Sebelumnya, mereka dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada September tahun lalu, setelah dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Rahasia Negara, karena diduga menyebarkan informasi rahasia yang sensitif terhadap keamanan nasional.
Keduanya ditangkap pada Desember 2017, karena telah melakukan peliputan investigasi dengan melakukan penyelidikan atas pembunuhan 10 pria dan anak laki-laki Muslim Rohingya oleh pasukan keamanan dan warga sipil Buddha di Negara Bagian Rakhine Myanmar barat selama penumpasan tentara yang dimulai pada Agustus 2017.
Laporan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo yang menyajikan kesaksian dari para pelaku, saksi dan keluarga para korban tersebut, juga telah mendapatkan penghargaan Pulitzer, penghargaan tertinggi dalam dunia pers, untuk pelaporan internasional.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Reuters Stephen Adler menggambarkan kedua pria tersebut sebagai reporter yang berani dan simbol pentingnya kebebasan pers di seluruh dunia.
“Kami sangat senang bahwa Myanmar telah membebaskan reporter pemberani kami, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo. Sejak penangkapan mereka 511 hari yang lalu, mereka telah menjadi simbol pentingnya kebebasan pers di seluruh dunia. Kami menyambut kembalinya mereka,” kata Adler.
Dalam sebuah pernyataan, pengacara kedua wartawan tersebut, Amal Clooney menyatakan kekagumannya atas keadilan sebagai wartawan yang diterima oleh Wa Lone dan Kyaw Soe Oo.
“Sejak menangani kasus ini lebih dari setahun yang lalu, saya telah menyaksikan tekad yang luar biasa oleh Reuters, khususnya pemimpin redaksi Steve Adler dan Kepala Penasihat Gail Gove, dalam usaha mereka atas kasus ini,” kata Clooney.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
“Menginspirasi melihat kantor berita yang begitu berkomitmen untuk melindungi wartawannya yang tak bersalah dan melindungi profesi jurnalistik,” tambahnya. (T/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan