Dubes Hery Dorong Kerjasama Ekonomi Afrika Timur dengan Indonesia

(Foto: Abdullah/MINA)

Jakarta, MINA – Dubes RI untuk Nairobi, Dr. Mohamad Hery Saripudin menyampaikan pihaknya aktif mendorong negara-negara untuk memaksimalkan potensi kerjasama ekonomi dengan Indonesia.

Dalam rangka mensukseskan target tersebut, bersama tim membawa tidak kurang dari 16 pengusaha dari empat negara akreditasi KBRI Nairobi yaitu Kenya, Somalia, Uganda, dan Republik Demokratik Kongo.

Para pengusaha Afrika Timur itu diajak untuk berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 di Indonesia yang digelar pada 19-23 Oktober 2022.

“Para pengusaha ini merupakan buyers yang akan mencari produk Indonesia untuk diimpor ke negaranya masing-masing, atau juga mencari mitra potensial untuk perdagangan, investasi, maupun peluang kerjasama joint ventures,” kata Dubes Hery saat temu media di Jakarta, Jumat malam (21/10).

Dubes didampingi oleh Kanselor Multilateral KBRI Nairobi Danny Rahdiansyah.

Dubes menjelaskan, para pengusaha dari keempat negara ini sangat tertarik oleh beberapa sektor, utamanya: makanan dan minuman, obat-obatan, kosmetik dan produk-produk perawatan diri, jasa perhotelan, tekstil, garmen, alat tulis, elektronik, bahan-bahan konstruksi, suku cadang otomotif, hingga minyak kelapa sawit dan industri minyak.

Dubes Hery juga menyampaikan, KBRI Nairobi juga akan memfasilitasi pertemuan forum bisnis antara pengusaha Indonesia-Kenya dan antara pengusaha Indonesia-Somalia.

“Target dari pertemuan business forum ini antara lain untuk mix and match, membuka peluang ekspor produk Indonesia, serta peluang kerja sama lainnya, termasuk joint ventures, hingga membahas mengenai hambatan-hambatan perdagangan antara Indonesia dengan Afrika Timur,” ujarnya.

Sampai saat ini, lanjut Dubes Hery, hubungan ekonomi Indonesia dengan empat negara akreditasi KBRI Nairobi sangat dinamis dan memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan.

“Secara umum, neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara tersebut surplus, kecuali dengan Republik Demokratik Kongo,” jelasnya.

Dubes Hery menyampaikan, namun demikian masih terdapat kendala-kendala yang menjadi penghambat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika Timur.

Antara lain, kurangnya informasi di antara pengusaha Indonesia mengenai peluang usaha di Afrika Timur, dan masih adanya regulasi-regulasi yang menghambat pergerakan orang dan barang.

“Untuk itu KBRI Nairobi terus mendorong upaya-upaya penyelarasan peraturan dan standarisasi produk antara Indonesia dengan keempat wilayah akreditasi KBRI Nairobi, demi mengurangi hambatan atau barrier perdagangan yang ada,” imbuhnya.

Hal-hal yang dilakukan KBRI tersebut antara lain dengan mendorong perjanjian bebas visa diplomatik dan dinas serta pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Kenya. Selain itu KBRI juga mendorong kerja sama antar lembaga strategis seperti antara BPOM dengan Kenya Food and Drugs Agency dan Memorandum of Understanding (MoU) antara KADIN Indonesia dengan Kadin Kenya (KNCCI) awal tahun ini.

Dubes menyampaikan, Kenya merupakan negara yang sangat strategis di kawasan Afrika Timur, karena merupakan hub untuk lalu lintas produk barang dan jasa melalui Pelabuhan Mombasa di pantai timur Afrika untuk kemudian didistribusikan ke negara-negara sekitarnya.

Dia Sejumlah produk Indonesia sudah berhasil masuk ke pasar Kenya, antara lain seperti Indomie, Sasa (Santan bubuk maupun cair), Obat herbal (Parcok, Antangin, Batugin, dll.) Bahkan Indomie memiliki pabrik yang berlokasi di kawasan Mombasa.

“Hal ini membuat produk Indonesia semakin diterima oleh pasar Kenya, karena merupakan Foreign Direct Investment (FDI) di Kenya yang juga mempekerjakan tenaga kerja lokal,” pungkasnya.

Selain itu, hubungan bilateral Indonesia dan Kenya saat ini berada pada kondisi yang sangat baik. Bermula dari pembukaan hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 1979 dan pembukaan Kedubes RI di Nairobi tahun 1982.

Kemudian pada Maret 2022, Pemerintah Kenya juga resmi membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta, disertai penandatanganan tujuh MOU kerja sama di berbagai bidang, termasuk kerja sama antara Komisi Pemilihan Umum, Konsultasi Bilateral, Ekonomi, dan Pendidikan.

Secara umum, kinerja perdagangan bilateral dengan Kenya dalam lima tahun terakhir memperlihatkan tren peningkatan yang fluktuatif kecuali pada tahun 2019 di mana terdapat penurunan.

“Meskipun neraca perdagangan surplus bagi Indonesia, namun data tersebut belum mencerminkan potensi perdagangan yang sebenarnya, mengingat banyak produk (barang dan jasa) dari Indonesia yang masuk ke Kenya melalui negara ketiga,” tambah Dubes Hery.(L/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.