Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dubes Lutfi: Paham Ekstremisme Terus Incar Kaum Muda

sajadi - Ahad, 14 Agustus 2022 - 02:36 WIB

Ahad, 14 Agustus 2022 - 02:36 WIB

5 Views

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Kairo, Mesir (foto: Tangkap layar Zoom)

Jakarta, MINA – Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Kairo, Mesir, Lutfi Rauf mengatakan, paham ekstremisme masih terus mengincar kaum muda sehingga diperlukan penguatan narasi toleransi beragama dalam ruang-ruang publik termasuk dunia pendidikan.

“Kaum muda merupakan segmen masyarakat yang sangat terekspos ancaman ekstremisme karena didukung pula oleh perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan mereka dapat dengan mudah mengakses propaganda ekstremis dan konten terorisme di media,” kata Lutfi dalam keterangan pers yang diterima MINA, Sabtu (13/8).

Lutfi mengatakan, situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan individu terisolasi dari lingkungan sosial dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berselancar secara daring, juga semakin menyebabkan kaum muda lebih rentan terhadap radikalisasi dan rekrutmen paham ekstremisme.

“Berdasarkan European Union Terrorism Situation and Trend Report tahun 2022 ini, diperoleh temuan bahwa pandemi Covid-19 mendukung pembentukan narasi ekstremisme,” tambahnya.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Lutfi menambahkan, dampak sosial dari pandemi Covid-19 diprediksi masih akan dirasakan hingga beberapa waktu ke depan sehingga semua pihak harus tetap waspada terhadap tantangan jangka panjang yang dapat ditimbulkan dalam hubungannya dengan ekstremisme.

Selain itu, United Nations Office on Drugs and Crime menyebut berbagai kelompok yang berusaha menyebarkan paham ekstremisme cenderung mengeksploitasi ajaran agama, perbedaan etnis, dan ideologi politik untuk membenarkan atau merekrut pengikut.

“Kondisi Indonesia yang kaya akan keberagaman yang biasanya senantiasa kita banggakan sebagai potensi dalam konteks ini dapat menjadi lahan yang subur untuk penyebaran paham ekstremisme apabila kita lengah,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Dubes Lutfi menjadi salah satu pembicara kunci dalam Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) bertema “LKLB untuk Mengatasi Ekstremisme Beragama: Menjawab Pesan Kairo” yang diadakan oleh Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan Institut Leimena, Kamis (11/8) malam.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Sementara itu, Staf Ahli pada Satgas Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Muhammad Suaib Tahir, mengatakan narasi yang dikembangkan oleh kelompok ekstrimis jauh lebih produktif dan efektif dibandingkan narasi dari kelompok moderat.

“Mereka (kalangan ekstrimis) sangat militan, meskipun sebenarnya jumlahnya sedikit tapi mendominasi di media sosial,” kata Suaib.

Situasi itu telah berhasil mempengaruhi kalangan muda. Menurut Suaib, BNPT dalam wawancara dengan sejumlah calon karyawan BUMN, beberapa anak muda yang baru lulus kuliah atau tamat SMA menyatakan akan mengikuti pandangan ustadnya jika diminta pergi berjihad ke Suriah.

“Beberapa waktu lalu, saya ditelepon keluarga di Indonesia untuk menyampaikan bagaimana kami bisa memulangkan anak-anak mereka yang masih muda di Suriah karena tertahan tidak bisa kembali ke Indonesia. Mereka terpengaruh media sosial,” ujar Suaib.

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Senior Fellow Institut Leimena, Prof. Alwi Shihab mengatakan Institut Leimena bekerja sama dengan UMI dan beberapa institusi melakukan pelatihan LKLB karena menyadari peran penting pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai inklusif. Pelatihan secara daring tersebut telah diikuti sekitar 2.400 guru madrasah dan pesantren.

Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, mengatakan webinar seri LKLB dilatarbelakangi oleh pelaksanaan “The First International Conference on Religious Extremism: The Intellectual Premises and Counter Strategies” di Kairo, Mesir, pada 7-9 Juni 2022.

Dalam konferensi tersebut yang antara lain merekomendasikan pentingnya dunia pendidikan dalam mengatasi masalah ekstremisme, terutama dalam kurikulum pendidikan, pendidikan dasar anak-anak, serta para guru dan spesialis pendidikan lainnya.

Dalam konteks itu, pelatihan LKLB menekankan kepada penguatan solidaritas sesama anak bangsa dan umat manusia yang berbeda agama dan kepercayaan dengan melatih kemampuan bekerja sama dalam masyarakat majemuk.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Rektor UMI, Prof Basri Modding, mengatakan UMI secara konsisten menerapkan pendidikan inklusif. Contohnya, Pesantren Darul Mukhlisin beberapa waktu lalu menerima kunjungan dari pimpinan American Jewish Committee untuk melakukan dialog lintas agama.(R/RE1/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Amerika