Jakarta, MINA – Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menyebutkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Gaza menyebabkan situasi pelik di kubu Israel.
Gencatan senjata yang menyebabkan mundurnya Menteri Pertahanan Lieberman mendatangkan konflik di pihak Israel. Netanyahu punya perhitungan sendiri yang bisa jadi (dengan gencatan senjata itu) sejalan dengan kebijakan politik Trump yang disebut dengan shafqatul ‘ashr (kesepakatan abad ini) yang merupakan bagian dari konspirasi dalam penyelesaian persoalan Palestina,” terang Zuhair Al Shun kepada wartawan MINA, Kamis (15/11) di Jakarta.
Gencatan senjata, lanjutnya, bisa saja menjadi akhir bagi pemerintahan Netanyahu. Sebab pengunduran diri Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman usai gencatan senjata bisa jadi memberinya kekuatan politik menghadapi pemilu Israel.
Namun Zuhair merasa sedikit khawatir jika kelak Lieberman memenangi pemilu dan menggantikan Netanyahu.
Lieberman, yang menurutnya tokoh ekstrimis Yahudi, akan membawa situasi Palestina jauh lebih buruk dibanding masa pemerintahan Netanyahu.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Kebijakan memerangi Gaza, sebagaimana diungkap sejumlah media internasional, bukanlah bagian dari sebuah agenda kesepakatan ‘Shafqatul Qarn atau Shafqatul ‘Ashr yang diinisiasi Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara lainnya. Menurut beberapa sumber yang diperoleh oleh media-media internasional diantara format penyelesaian persoalan Palestina yang disebut dalam Shafqatul Qarn adalah dengan memindahkan warga Palestina di Gaza ke kawasan Sinai Mesir dan menyerahkan wilayah itu kepada Israel sebagai bagian upaya membangun Israel Raya.Di antara negara-negara yang dicurigai terlibat dalam Shafqatul Qarn adalah AS, Mesir, Saudi dan Israel.
“Tentu tidak mudah,” ujar Zuhair menanggapi perhitungan Netanyahu tersebut di balik kesepakatan gencatan senjata.
Namun, menurutnya, konspirasi apapun yang direncanakan untuk menyelesaikan persoalan Palestina tidak akan pernah bisa berhasil.
Pemerintah Palestina sendiri melihat tidak ada itikad baik dari Israel dalam gencatan senjata. Dalam sejumlah kesepakatan dan negosiasi, lanjutnya, Israel selalu memulai mengingkarinya. Sikap tersebut membuat Abbas enggan membahas kembali upaya negosiasi dengan Israel.
“Apa yang ditawarkan Israel dalam negosiasi tersebut. Keuntungan apa yang bisa kami peroleh darinya? Mereka justru selalu merusaknya,” tegasnya. (L/RA 02/P1)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka