Kairo, 12 Muharam 1435/5 November 2014 (MINA) – Duta Besar Palestina untuk Mesir telah meminta agar perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza dibuka bagi keluarga Palestina yang terlantar untuk kembali ke rumahnya, Selasa (4/11).
Jamal Al-Shubaki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia menelepon Menteri Luar Negeri Mesir Samih Syukri memintanya guna membuka penyeberangan untuk kasus-kasus tertentu,
“Mesir berjanji akan membuka Rafah setelah tentara menyelesaikan tindakan keras oleh militer yang diluncurkan usai serangan yang mematikan di Semenanjung Sinai pada 24 Oktober,” kata Al-Shubaki, seperti dilaporkan Ma’an News Agency yang dilaporkan Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Di antara mereka yang terlantar di sisi perbatasan Mesir adalah warga Palestina yang terluka setelah mendapat perawatan medis di negara-negara Eropa.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mesir menutup penyeberangan setelah serangan yang menewaskan sedikitnya 30 tentaranya. “Serangan itu dilakukan atas dasar dukungan pihak eksternal,” kata Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan, pemerintah Mesir masih memberlakukan penutupan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza memasuki hari ke-8 berturut-turut.
Pada sebuah pernyataan perbatasan Rafah tetap ditutup bagi warga Palestina yang hendak menyebrang ke luar Gaza.
Kementerian Palestina juga memperingatkan penutupan yang dilakukan intelijen Mesir akan “memperburuk penderitaan ribuan pasien dan mahasiswa Gaza” yang hendak keluar mencari bantuan medis dan pelajar.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pemerintah Mesir menutup Rafah pekan lalu setelah serangan mematikan di sebuah pos pemeriksaan militer di utara Semenanjung Sinai yang menewaskan sedikitnya 31 tentara dan melukai puluhan lainnya.
Mesir telah menutup Rafah secara total yang menghubungkan dengan Jalur Gaza yang diblokade sejak penggulingan Muhammad Mursi yang merupakan presiden demokrasi pertama Mesir.
Penutupan persimpangan tersebut sejak Mursi digulingkan telah membuat hidup sekitar 1,9 juta warga Gaza dalam kondisi yang serba sulit, menyusul pengepungan Gaza tidak hanya dari perbatasan saja melainkan juga dari udara dan batas melaut para nelayan sejak 2007.(T/P010/R05)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon