Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dubes Palestina: Terima Kasih Pers Indonesia

Rana Setiawan - Rabu, 2 Juni 2021 - 02:23 WIB

Rabu, 2 Juni 2021 - 02:23 WIB

7 Views

Jakarta, MINA – Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia Dr. Zuhair Al-Shun menyatakan terima kasih atas pemberitaan media massa di Indonesia yang selalu membela rakyat Palestina dari penindasan Zionis Israel, sekaligus membongkar kebiadaban tentara pendudukan Israel terhadap penduduk sipil Palestina.

“Kami mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga atas pemberitaan pers di Indonesia yang selalu membela kepentingan rakyat Palestina dari penjajahan Israel,” kata Dubes Zuhair dalam diskusi bulanan Lingkar Merdeka SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (1/6).

Dia mengatakan, peranan pers Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina sangat baik dan maksimal. “Perhatian yang diberikan pers Indonesia mencerminkan kepedulian yang begitu besar rakyat Indonesia terhadap rakyat Palestina,” pungkas Dubes Zuhair.

Diskusi Lingkar Merdeka SMSI mengenai perkembangan terakhir di Palestina pasca gencatan senjata Israel-Palestina tanggal 21 Mei 2021 itu diikuti para pimpinan dan anggota SMSI provinsi seluruh Indonesia dengan kata pengantar dari Sekjen SMSI Mohammad Nasir dan dipandu Ketua Bidang Pendidikan SMSI Dr. Retno Intani.

Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris

Menurut Dubes Zuhair, peran para jurnalis Indonesia dalam membela Palestina melalui pemberitaan sangat besar, bahkan ada wartawan Indonesia yang melaporkan langsung peristiwa pemboman yang dilakukan pesawat-pesawat tempur Israel terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza.

Kebiadaban tentara Zionis Israel itu sendiri telah memakan banyak korban jiwa, terutama di kalangan anak-anak, orang-orang lanjut usia dan kaum perempuan di Palestina. Tapi para pejuang Palestina juga melakukan perlawanan dengan gagah berani sehingga kemudian tercapai gencatan senjata.

“Namun bagi kami sejatinya bukan hanya gencatan senjata yang ingin dicapai, tapi kemerdekaan Palestina, termasuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman tentara pendudukan Israel,” katanya.

Ia menambahkan, situasi di masjid Al-Aqsa serta di kawasan permukiman Palestina di wilayah Sheikh Jarrah sampai sekarang masih memanas. Seperti biasa Israel selalu melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina

Sementara itu, wartawan senior Aat Surya Safaat yang pernah bertugas sebagai Kepala Biro ANTARA di New York serta banyak bergaul dengan wartawan Arab dan Israel di Markas Besar PBB menyarankan perlunya dialog antar pemuka agama Yahudi, Islam, dan Kristen untuk mencari solusi bagi terciptanya keadilan di Palestina.

Selain itu, Ketua Bidang Luar Negeri SMSI Pusat itu mengimbau perlunya rekonsiliasi substantif antara kelompok Hamas dan Fatah serta sayap perjuangan Palestina lainnya guna menghindari penyusupan yang bisa memperlemah perjuangan bagi pembebasan dan kemerdekaan Palestina.

“Kami dari kalangan jurnalis Indonesia bersama Pemerintah dan rakyat Indonesia Insya Allah konsisten berada di pihak Palestina serta mendukung kemerdekaan Palestina sesuai amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang tidak menghendaki adanya penjajahan di muka bumi,” katanya.

Kepala Biro ANTARA New York periode 1993-1998 itu menambahkan, Palestina telah berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia karena bangsa Palestinalah yang pertamakali mengakui kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga

Dikatakannya, setahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada 6 September 1944, Mufti Besar Palestina Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini memberikan dukungan secara terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Setelah Proklamasi Kemerdekaa Indonesia, Syaikh Al-Husaini atas nama bangsa Palestina mengakui Kemerdekaan RI sebagaimana dikemukakannya dalam siaran radio berbahasa Arab dari persembunyiannya di Jerman yang kemudian disiarkan media massa secara luas.

Sementara di sisi lain Palestina itu sendiri adalah satu-satunya negara di dunia yang belum terbebas dari penjajahan sejak pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955.

“Saya selalu teringat dengan pesan Ismail Haniyah (pemimpin Hamas) bahwa Rakyat Palestina telah mendapatkan dua hadiah terbesar dari Indonesia: Pertama Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan kedua Kantor Berita MINA (Miraj Islamic News Agency). Semoga peran pers Indonesia dalam menyuarakan Palestina tetap menggaung sampai Palestina mendapatkan kemerdekaannya,” pungkas Aat yang juga adalah salah seorang pimpinan Redaksi MINA di masa-masa awal berdirinya kantor berita ini. (L/RA-1/R1)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?

Rekomendasi untuk Anda