Damaskus, MINA – Jerman dan Perancis telah memimpin reaksi global terhadap Presiden Donald Trump setelah dia mengatakan sudah waktunya untuk mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan milik Suriah yang diduduki Israel sejak perang tahun 1967.
Iran, Turki, dan Rusia bergabung dengan kekuatan Eropa dalam mengkritik tajam Presiden AS, sementara Suriah bersumpah untuk mendapatkan kembali daerah dengan menggunakan “semua cara yang tersedia”. Demikian Independent melaporkan, Sabtu (23/3).
Trump mengejutkan banyak orang – termasuk pemerintah Israel – pada Kamis ketika dia mencuit dukungannya untuk klaim Israel atas wilayah Dataran Tinggi Golan, menandai perubahan dramatis dalam kebijakan atas status daerah yang dicaplok dalam perang Timur Tengah 1967.
Seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan Berlin “menolak langkah-langkah sepihak” untuk menggambar ulang batas-batas nasional. “Jika perbatasan nasional harus diubah, itu harus dilakukan melalui cara damai antara semua yang terlibat.”
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Menyuarakan keprihatinan terkait langkah Trump, Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan Paris tidak mengakui pencaplokan Israel atas Dataran Tinggi Golan dan pernyataan Trump adalah “bertentangan dengan hukum internasional”.
Ketika kecaman di seluruh dunia terus berkembang, seorang juru bicara Uni Eropa mengulangi kebijakan lama blok itu untuk tidak mengakui kedaulatan Israel atas wilayah Golan.
Begitu juga dengan Kepemimpinan Palestina yang dengan cepat mengutuk keputusan Trump, dengan mengatakan itu merusak peluang perdamaian di wilayah tersebut.
Juru bicara Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan tindakan apa pun yang diambil atas keputusan itu akan menandai “sebuah pelanggaran terhadap resolusi PBB, tidak memiliki nilai apa pun dan akan tetap menjadi sekadar tinta di atas kertas”.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif Pembebasan Palestina, menyebut upaya Trump sebagai “serangan terhadap hukum internasional”.
Sementara sumber Kementerian Luar Negeri Suriah menggambarkan pernyataan Trump sebagai “tidak bertanggung jawab” dan mengatakan itu menunjukkan “penghinaan” terhadap hukum internasional.
“Golan sejak dulu milik Suriah dan akan tetap menjadi bagian Suriah, Arab,” kata sumber itu, menurut media pemerintah Suriah, yang menyatakannya sebagai “bagian berharga dari tanah nasional Suriah”.
Menurut surat kabar Haaretz, para pemimpin minoritas Arab Druze, yang sebagian besar berbasis di Dataran Tinggi Golan, mengutuk pengumuman Trump, dengan mengatakan itu adalah “deklarasi angan-angan dari seorang pria yang menghayal”.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Ada kekecewaan serupa di Gaza. Hamas, kelompok yang memerintah di sana, mengatakan pengumuman Trump mencerminkan kesediaan AS untuk secara umum mendukung pendudukan Israel dan “tidak akan dapat menciptakan keamanan dan stabilitas di kawasan”.
Turki mengatakan pernyataan Trump membawa kawasan itu ke tepi krisis baru, dan Rusia mengatakan perubahan status Dataran Tinggi Golan akan menjadi pelanggaran langsung terhadap resolusi PBB.
Dalam pidatonya di pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, “Kami tidak bisa membiarkan legitimasi pendudukan Dataran Tinggi Golan.” (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan