Khartoum, MINA. Dunia Internasional mengecam secara tegas aksi percobaan pembunuhan terhadap konvoi mobil Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok di daerah Kafuri, Kota Khartoum.
Para kepala negara di Timur Tengah, Africa, dan Uni Eropa termasuk Misi Uni Afrika PBB di Darfur, UNAMID, mengecam aksi tersebut. Koresponden MINA melaporkan dari Khartoum.
PM Hamdouk selamat dari upaya pembunuhan, setelah terjadi ledakan di dalam mobil di pinggir jalan, dengan menargetkan iring-iringan mobil dinas PM saat melaju dari kediamannya di Kafuri, Timur Khartoum menuju Kantor Sekretariat Kementrian di Nile Street, Khartoum.
“Apa yang terjadi hari ini tidak akan menghentikan gerakan perubahan dan itu hanya akan menjadi percikan tambahan dalam gelombang revolusi yang tinggi. Karena revolusi ini dilindungi oleh perdamaian yang berkelanjutan,” kata Hamdouk dalam cuitan di media sosialnya paska insiden.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Ia mengatakan, apa yang terjadi tidak akan menghilangkan fokus kerjanya mencapai mandat rakyat Sudan untuk mencapai tujuan utama paska revolusi Sudan.
Ia juga menekankan perlunya melakukan penyelidikan kasus tersebut oleh pihak berwajib dan menyerukan untuk menjaga kekompakan dengan segala pengorbanan dan kesadaran dalam menjalankan keberlangsungan pemerintahan transisi.
Wakil Presiden Komisi Uni Eropa, Joseph Borrell, menyatakan keterkejutannya atas upaya pembunuhan gagal terhadap Perdana Menteri Sudan.
Dia menekankan dalam pernyataan pers bahwa Uni Eropa akan terus mendukung Sudan dalam mendukung proses transisi politik secara keseluruhan.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
“Tidak ada langkah untuk mundur. Karena Cita-cita revolusi permintaan rakyat Sudan harus dilestarikan,” ujar Borrell
Selain itu Presiden Somalia, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Ethopia dan Perdana Menteri Qatar juga mengecam rencana pembunuhan itu.
Kedutaan AS di Khartoum mengatakan, “Kami terkejut dan sedih dengan serangan terhadap konvoi Perdana Menteri Abdullah Hamdok.”
“Kami terus mendukung pemerintah transisi dan solidaritas dengan rakyat Sudan,” tambahnya.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Duta Besar Inggris untuk Khartoum, Irfan Siddik, mengatakan bahwa “ledakan yang terjadi pada konvoi Perdana Menteri Sudan sangat mengkhawatirkan dan harus diselidiki sepenuhnya oleh pihak berwenang.”
“Inggris sepenuhnya mendukung pemerintah sipil dan berkomitmen untuk terus memberikan dukungan yang mungkin untuk membantu keberhasilan dari pemerintahan transisi saat ini,” ujarnya dalam cuitan di Twitter.
Kecaman juga datang dari Negara Teluk, di antaranya dari Kementerian Luar Negeri Qatar yang mengatakan, “Upaya ini adalah tindakan kriminal yang tidak dapat diterima, dan menekankan perlunya menuntut mereka ke pengadilan.”
Kementerian Luar Negeri menegaskan “posisi negara Qatar adalah tetap konsisten dalam mendukung persatuan, stabilitas, kedaulatan Sudan, dan menjaga persaudaraan serta aspirasi rakyat.”
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Kedutaan Turki di Khartoum juga mengecam keras serangan terhadap iring-iringan Perdana Menteri, Abdullah Hamdok.
“Kami sangat sedih dan kaget dengan serangan keji terhadap konvoi Perdana Menteri Sudan, Abdullah Hamdouk,” katanya di Twitter.
Sementara dari Komisi IGAD, juga mengecam upaya pembunuhan itu dan menyerukan penyelidikan segera atas insiden.
Dan meminta semua pihak untuk berkomitmen melanjutkan dialog politik yang terbuka dan komprehensif sebagai satu-satunya cara untuk menjamin stabilitas, perdamaian dan kemakmuran jangka panjang.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
IGAD juga mendesak masyarakat dunia internasional untuk berdiri bersama rakyat dan pemerintah Republik Sudan dengan memberikan dukungan politik, diplomatik dan material yang diperlukan selama masa transisi, untuk memastikan bahwa fondasi perdamaian, keamanan dan stabilitas.
Sedangkan Uni Afrika dan Misi PBB di Darfur (UNAMID), sangat menyesalkan upaya untuk membunuh Perdana Menteri Sudan, Abdullah Hamdok.
“Kami sangat terkejut dan sedih dengan insiden serius ini, yang menunjukkan bahwa pelaku tindakan keji ini bertujuan untuk menggagalkan masa transisi dari jalur utamanya,” kata Jeremiah Mama Polo, Perwakilan PBB untuk UNAMID di Khartoum.
Dia menambahkan, “UNAMID menegaskan kembali dukungan penuh untuk Perdana Menteri Abdullah Hamduk dalam upayanya mengawal Sudan melalui transisi guna mewujudkan harapan dan aspirasi rakyat Sudan untuk masa depan yang damai, stabil dan makmur.”
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Sedangkan dari negara-negara liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), para menlu negara Teluk, seperti Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Mesir, Yordania meyampaikan sikap serupa.
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Anwar Gargash, menggambarkan upaya pembunuhan Perdana Menteri Sudan Abdullah Hamduk “mengejutkan”.
Dia menambahkan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa upaya tersebut bertujuan untuk merusak stabilisasi pemerintahan Transisi dengan semua harapan dan aspirasi yang dipegang rakyat Sudan.
“Kami berdiri bersama dengan solidaritas Pemerintah dan Rakyat Sudan, dan menolak apapun kekerasan sebagai alat politik dari apapun sumbernya,” tambahnya. (L/B02/RS2).
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Mi’raj News Agency (MINA)